PERDAGANGAN ANJING: Polisi Tetapkan Pelaku Perdagangan Anjing untuk Dijagal sebagai Tersangka

Rilis Kasus Perdagangan Anjing di Polrestabes Semarang
Sumber :
  • tvonenews.com/Didiet Cordiaz

Semarang, WISATA Donal Harianto atau DH, warga Gemolong, Kabupaten Sragen ditetapkan sebagai tersangka atas kasus perdagangan anjing untuk dijagal.

Pria berusia 43 tahun itu diamankan di GT Kalikangkung, Kota Semarang pada Sabtu (6/1/2024) malam.

Tersangka diamankan bersama empat pegawainya yakni Ariyoto (49), Wagimin (62), Sulasno (48) dan Ervan Yulianto (29).

Para tersangka ini juga merupakan warga Gemolong, Kabupaten Sragen.

Peran mereka adalah membantu DH dalam menjalankan bisnisnya.

Di hadapan polisi dan awak media, DH mengaku sudah lama menjalankan bisnis perdagangan anjing.

Dirinya mendapatkan pasokan hewan mamalia itu dari Jawa Barat seperti Garut, Tasikmalaya, Sumedang dan Subang.

“Beli di 11-12 titik daerah Jawa Barat dibeli Rp250 ribu (per ekor), saya jual Rp350 ribu. Saya sudah beli siap (diikat dan dikarungin). Saya mungkin 10 tahun bisnisnya, sebulan bisa jual 300-400 ekor anjing,” ujarnya saat rilis kasus di Mapolrestabes Semarang, Rabu (10/11/2024).

Ia menjelaskan, saat menjual anjing selalu dalam kondisi hidup.

Dagangannya itu dijual di wilayah Solo Raya.

Ia juga mengaku sudah memiliki pembeli tetap.

“Kalau di sini saya jual hidup, ya ada yang buat diseleksi buru biawak, mungkin ada yang diseleksi buat cari tikus di sawah dan ada juga untuk dikonsumsi, tapi saya juga kurang tahu karena saya jualnya hidup. Pelanggan saya banyak juga, kurang hafal, pelanggan sekitar 20-an,” bebernya.

DH mengaku tak tahu, bagaimana anjing yang dipasok itu didapatkan.

“Kalau di sana, yang cari orang sana, dia biasanya keliling kampung beli dari petani, gak mungkin nyuri sebanyak itu,” paparnya.

Ia juga mengaku pernah mengkonsumsi daging anjing dan terus menjalankan bisnis jual beli anjing ini, lantaran sudah terbiasa.

“Sekarang kita mau berhenti saja, soalnya kita tidak tahu ada larangan, karena kita kan juga berusaha cari dokumen resmi,” tuturnya.

Sementara itu, Wakapolrestabes Semarang, AKBP Wiwit Ari Wibisono mengatakan, para pelaku melanggar peraturan terkait kesehatan hewan dan pemindahan hewan sakit ke dari suatu daerah ke daerah lain atau sesuai dengan UU No.18 Tahun 2009 jo Pasal 55 KUHP, Pasal 89 ayat 2 UU 18.

Hal ini dimungkinkan dapat membawa suatu wabah virus yang membahayakan kesehatan manusia.

“Dan juga terkait dengan penyiksaan hewan Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan. Anjing ini memang dijual dan hasil curian karena ada jeratan di luar,” ucap dia.

Ia juga menjelaskan, kasus ini terungkap setelah adanya laporan masuk melalui Aplikasi Libas.

Dari informasi itu, pihaknya melakukan pemeriksaan dan mengamankan lima orang dan 226 ekor anjing dalam keadaan terikat yang diangkut dalam bak truk terbuka.

“Terinfo, truk plat B tidak terdaftar. Lalu dari hasil pemeriksaan, mereka tidak lewat tol, keluar tol. Akan dijual ke Kabupaten Klaten, nanti keluar tol akan ada yang membeli dibawa ke mobil bak seperti ecer begitu,” imbuhnya.

(Sumber: tvonenews.com)

First Love Dunia Drakor, Kim Bum ke Indonesia Usai Diberitakan Bintangi Film Bersama Maudy Ayunda