INFO HAJI: "Haji....Haji...Thariq...Thariq," Teriak Para Askar Itu

Jemaah Haji sedang Menunggu Waktu Waktu Salat di Masjid Nabawi
Sumber :
  • Andri Kusumawardhana

WISATA, Makkah - Bagi jemaah haji, kata-kata “Haji....Haji...Thariq...Thariq” adalah kata-kata yang tidak asing di telinga.

INFO HAJI 2024: Gelombang II Jemaah Haji Mulai Bergeser ke Madinah

 

Kata-kata itu seringkali meluncur dari mulut Askar yang sedang mengusir jemaah haji yang akan salat di bagian jalan atau bergerombol di jalan yang menghalangi jemaah haji lainnya di sekitar Masjid Nabawi

INFO HAJI 2024: Bus Shalawat Berhenti Operasi Jumat Dini Hari, Jemaah Diimbau Salat Jumat di Hotel

Tidak hanya itu, Askar juga mengawasi para jemaah haji yang berziarah ke Raudhah. Kalau ada jemaah haji yang mengusap-usap dinding atau pagar makam Nabi, mereka pun mengusirnya.

"Haji....musyrik....musyrik....," bentaknya. Tidak jarang Askar dengan para jemaah haji saling bersitegang.

INFO HAJI 2024: Prosesi di Mina Sudah Usai, Pulihkan Fisik Sebelum Tawaf Ifadhah, Sa'i, dan Wada

Begitu pun, ketika antrean menuju Raudhah.  Waktu itu, ketika saya dan para jemaah haji lainnya dari berbagai negara antre panjang dan berdesakan untuk masuk Raudhah, serombongan jemaah dengan pakaian seperti para pejabat yang dipimpin oleh seorang yang berpakaian jubah - seperti ulama dari Iran, masuk di jalur lansia dengan tenang.

Saya dan mungkin juga para jemaah haji lainnya sempat berpikir, enak sekali rombongan itu. Mungkinkah mereka itu tamu khusus, sehingga mereka dengan mudah menerobos antrean? 

Sesampai mereka di ujung antrean, mereka dihalau Askar untuk kembali lagi. Antre seperti jemaah haji lainnya. Mereka pun, akhirnya kembali dan tak kuasa menutupi rasa malunya.

Askar juga seringkali mengusir jemaah haji yang ada di Raudhah karena melebihi waktu yang sudah ditentukan.

"Kalau gak mau diusir, berdoanya dalam salat," kata seorang jemaah memberikan tips agar bisa berlama-lama di Raudhah, taman Rasulullah yang mustajab itu.

Tidak hanya di Raudhah, Askar juga seringkali kali mengusir jemaah haji yang salat di bagian jalan masjid atau menjaga pintu masuk ketika di dalam masjid sudah penuh.

Bahkan tak jarang, mereka mengusir dengan bentakan dan dorongan ketika ada jemaah haji yang ngeyel dan bandel, gak mau pindah.

Kegarangan Askar tidak hanya di Masjid Nabawi Madinah, tapi juga di Masjidil Haram, Makkah.

Waktu itu, saya dan istri ingin melakukan salat Maghrib dan Isya berjamaah di Masjidil Haram. Kami berangkat dari hotel ke Masjidil Haram menumpang Bus Shalawat.

Dari hotel tempat kami menginap, berjarak sekitar 850 meter menurut info Kemenag. Tapi saya kira lebih, mungkin sekitar tiga kilometer. Tidak memungkinkan bagi kami untuk berjalan kaki menuju Masjidil Haram, seperti yang kami lakukan di Masjid Nabawi.

Kami mencoba masuk Masjidil Haram melalui pintu Babussalam. Tapi kami tidak boleh masuk dan dilarang oleh para Askar itu.

"Indonesia No...No...," ujar Askar dengan intonasi tinggi, sambil tangannya menunjuk ke arah jalan di sebelahnya.

Saya dan istri pun bertanya-tanya. Mengapa kami tidak boleh masuk, sementara jemaah haji lainnya boleh masuk.

"Ini diskriminatif!" kata istri saya kesal.

"Oh mungkin karena Ayah memakai Syal," ujarnya mencoba menganalisis.

Sebenarnya saya sudah mendengar bahwa untuk masuk area Ka'bah harus berpakaian ihram.

Akhirnya, kami masuk ke Masjidil Haram melalui pintu Babularqam. Pintu ke arah tempat Sa'i di lantai 2. Kami menaiki eskalator menuju tempat itu.

Kami menjalankan salat Maghrib di sana. Setelah itu, kami bergeser ke arah area Sa'i. Saya mendapat tempat yang sudah mulai penuh oleh jemaah haji dari berbagai negara. Padahal salat Isya masih sekitar satu jam lagi.

Istri saya dan jemaah perempuan berada di belakang saya. Kami dipisahkan oleh ruang kosong untuk lalulintas orang dan berjarak sekitar tiga meteran.

Di sebelah kiri saya juga ada ruang kosong sekitar dua meter untuk akses orang ke area Sa'i. Di jalan-jalan inilah, Askar menjaga agar tetap steril, tidak ada jemaah haji yang salat.

Tapi menjelang salat dilaksanakan, dimana tempat-tempat sudah terisi penuh, para jemaah haji yang baru datang menempati ruang-ruang kosong yang awalnya digunakan untuk berjalan itu.

Di sinilah Askar dengan jemaah haji bersitegang.

"Haji....Haji...Thariq...Thariq." Kata-kata ini keluar lagi. Ada juga jemaah yang berdebat dengan Askar. Tapi akhirnya, jemaah haji itu pun pergi.

Seorang jemaah haji, sepertinya dari China, yang duduk di sebelah kanan saya, terlihat gelisah melihat ketegangan jemaah haji dengan Askar.

Ketika Askar pergi dan ada beberapa jemaah yang sudah duduk di "area terlarang" itu, ia seperti dengan sengaja pindah ke area itu. Entah dengan motif apa.

Setelah salat selesai, jemaah haji itu terlihat dipanggil oleh Askar. Saya tidak melihat lagi, apa yang terjadi dengan jemaah itu.

"Haji....Haji...Thariq...Thariq." Teriakan Askar itu terus terngiang-ngiang di telinga ini. *

 

Makkah, 6 Juni 2023

Maman Abdurahman

Jemaah Haji Kloter JKG 06, R-08