Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Sibukkan Dirimu dengan Memperbaiki Diri, Bukan Mencela Orang Lain”

Mutiara Hikmah dari Para Sufi
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Seorang ibu rumah tangga, misalnya, bisa mulai dengan memperbaiki cara mendidik anaknya daripada membandingkan anak orang lain. Seorang pemimpin bisa fokus pada pengembangan tim dan diri ketimbang mengkritik strategi pesaing. Dan di ruang maya, setiap warganet bisa menahan diri untuk tidak menyebarkan ujaran kebencian atau menjelekkan orang yang berbeda pandangan.

John Sellars: Waktu Terbaik untuk Memperbaiki Diri Adalah Sekarang, Jangan Tunda Lagi!

Refleksi untuk Generasi Muda

Bagi generasi muda yang tumbuh dalam lingkungan digital yang serba terbuka dan kompetitif, nasihat ini menjadi penuntun penting. Tidak semua hal perlu dikomentari. Tidak semua kesalahan orang lain perlu diumbar. Sebaliknya, setiap kekurangan yang kita lihat bisa menjadi cermin bagi kita untuk tidak melakukan hal serupa.

John Sellars: “Kemarahan adalah Tanda Kita Kehilangan Kendali pada Diri Kita Sendiri”

Dengan memperbaiki diri secara terus-menerus, kita tidak hanya menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga memberi contoh positif bagi lingkungan sekitar.

Pesan Spiritual yang Melintasi Zaman

Ryan Holiday: “Jangan Biarkan Emosi Mengendalikan Tindakanmu” — Pelajaran Stoik untuk Hidup Bijak dan Terkendali

Syekh Abdul Qadir al-Jailani bukan sekadar tokoh agama, tetapi juga seorang guru spiritual yang ajarannya mampu menginspirasi lintas generasi. Nasihat-nasihat beliau tetap relevan di tengah hiruk-pikuk dunia modern. “Sibukkan dirimu dengan memperbaiki diri, bukan mencela orang lain” adalah kunci untuk membangun masyarakat yang lebih beradab, damai, dan saling menghormati.

Ketika seseorang sibuk memperbaiki dirinya, maka ia akan lebih memahami orang lain, lebih mudah memaafkan, dan lebih banyak memberi manfaat. Inilah ciri manusia paripurna dalam pandangan Islam.

Halaman Selanjutnya
img_title