Jalaluddin Rumi: “Kenalilah Dirimu, Lalu Engkau Akan Mengenal Tuhan” — Pesan Abadi Tentang Perjalanan Menuju Pencerahan

Maulana Jalaludin Rumi
Sumber :
  • Tangkapan Layar Youtube

Jakarta, WISATA — Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan penuh distraksi, pesan dari sufi besar Jalaluddin Rumi kembali menggema dan menyentuh nurani:
“Kenalilah dirimu, lalu engkau akan mengenal Tuhan.”
Kalimat sederhana ini menyimpan makna yang sangat dalam. Ia mengajak manusia untuk melakukan perjalanan ke dalam dirinya sendiri sebagai jalan menuju pengenalan dan kedekatan dengan Sang Pencipta.

John Sellars: Etika Stoik Adalah Proses Memperbaiki Diri, Bukan Menjadi Sempurna

Rumi, penyair sufi dari Persia abad ke-13, dikenal luas karena ajaran-ajarannya yang mengedepankan cinta, kesadaran spiritual, dan pencarian jati diri. Di antara begitu banyak kutipan inspiratifnya, seruan untuk mengenali diri menjadi inti dari spiritualitas sejati.

Mengenal Diri: Pintu Gerbang Menuju Tuhan

Mengapa Iliad dan Odyssey Tetap Relevan di Era Modern? Temukan Jawabannya di Sini

Dalam ajaran-ajaran para sufi, termasuk Jalaluddin Rumi, mengenal diri bukan sekadar mengetahui siapa kita secara fisik atau sosial, tetapi lebih dalam lagi — menyelami hati, memahami kelemahan, mengenali potensi, serta menyadari hakikat keberadaan sebagai makhluk ciptaan.

Rumi percaya bahwa manusia adalah cerminan dari Tuhan. Maka, ketika seseorang mampu memahami dirinya secara jujur dan utuh, ia akan menyadari keberadaan ilahi dalam dirinya. Di situlah titik awal kedekatan dengan Tuhan dimulai, bukan dari luar, tetapi dari dalam batin yang jernih dan sadar.

Iliad dan Odyssey: Dua Mahakarya yang Membentuk Cara Kita Memaknai Kepahlawanan dan Jati Diri

Perjalanan Spiritual Dimulai dari Dalam

Banyak orang mencari Tuhan di luar dirinya—melalui tempat-tempat ibadah, ritual-ritual lahiriah, atau bahkan ajaran-ajaran formal. Namun Rumi mengingatkan bahwa pencarian spiritual sejati dimulai dari mengenali batin sendiri. Hanya dengan memahami isi hati, motivasi terdalam, dan ketulusan niat, seseorang dapat benar-benar berjumpa dengan Sang Pencipta.

Halaman Selanjutnya
img_title