Jalaluddin Rumi: “Jangan Bersedih. Apa pun yang Hilang Darimu Akan Kembali dalam Bentuk Lain” — Hikmah dalam Kehilangan
- Image Creator/Handoko
Kehidupan manusia penuh siklus—lahir, tumbuh, belajar, mencinta, kehilangan, bangkit, dan kembali. Dalam semua proses itu, kehilangan menjadi momen refleksi. Ia mengajari kita untuk melepaskan keterikatan, menyadarkan kita bahwa tidak ada yang abadi kecuali kasih Tuhan.
Rumi menyampaikan bahwa rasa sakit dari kehilangan adalah pertanda bahwa kita sedang tumbuh. Ibarat benih yang harus pecah agar tumbuh menjadi pohon, manusia pun harus mengalami “pecah” dalam bentuk kesedihan agar bisa naik ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi.
“Jangan bersedih,” kata Rumi, “karena kesedihanmu hari ini bisa menjadi sumber cahaya esok hari.” Kata-kata ini memberi semangat bahwa kesedihan bukan musuh, melainkan jembatan menuju kedewasaan jiwa.
Apa yang Kembali dalam Bentuk Lain
Dalam kehidupan nyata, kita sering mengalami bagaimana kehilangan sesuatu justru membuka peluang baru. Ketika seseorang kehilangan pekerjaan, ia mungkin menemukan jalan menuju bisnis sendiri. Ketika hubungan berakhir, seseorang mungkin justru menemukan cinta yang lebih sehat dan mendalam.
Rumi mengajak kita untuk percaya bahwa Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan. Sesuatu yang terlihat buruk hari ini, bisa menjadi rahmat yang tertunda. Sesuatu yang hilang hari ini, bisa kembali dalam bentuk kebijaksanaan, ketenangan batin, atau jalan hidup baru yang lebih membahagiakan.
Belajar Melepaskan dan Berserah