INFO HAJI: Makkah I'm Coming….Hamba Datang Memenuhi PanggilanMu…

Hamba Datang Memenuhi PanggilanMu, Ya Alloh...
Sumber :
  • Maman Abdurahman

Wisata – Sembilan hari penuh kenangan di Madinah harus aku tinggalkan. Dengan rasa sedih yang bergelayut membalut langkahku.

INFO HAJI 2024: Info Terbaru, 46 Kloter Jemaah Haji Gelombang I Pulang dari Madinah

Aroma wangi Raudhah, eksotisme Nabawi, keceriaan merpati menghiburku dan para jemaah haji yang datang dari pelosok negeri masih melekat sekuat aroma wangi kasturi, yang dirayukan pedagang memikat pembeli.

Masih terngiang suara merdu muazin mengumandang azan mengundang para tamu Allah berebut shaf terdepan mendekati makam Rasulullah.

INFO HAJI 2024: Jemaah Haji yang Dirawat di Madinah Bertahap Diberangkatkan ke Makkah

Terasa masih di kulit ini panas Madinah bagai oven memanggang bolu dikala memburu Arbain. Panasnya jalan menuju Nabawi segera lenyap ketika mendapatkan shaf di dalam masjid.

Pagi ini (3/6) aku pamit kepada Nabi untuk meninggalkan kota penuh pesona ini. Aku kemas bawaanku dengan enggan, kukenakan kain ihramku dengan terbayang Baitullah di pelupuk mata.

INFO HAJI 2024: Simak, Ini 22 Rute Bus Salawat Menuju Masjidil Haram

Selamat tinggal Madinah, selamat tinggal Masjid Nabawi, selamat tinggal Raudhah, selamat tinggal kekasih Allah.

Aku mengemas kenangan manis dalam relung hati. Semoga suatu saat aku kembali lagi mengeruk kenangan lebih banyak lagi.

Selamat tinggal Babusssalam, selamat tinggal Babul Umar Bin Khattab. Selamat tinggal para syuhada Uhud, selamat tinggal para pahlawan kebersihan Masjidil Haram yang seringkali menatap para jemaah haji dengan penuh pengharapan.

Aku dan jemaah haji lainnya bersiap ke Makkah di pagi buta. Para jemaah disarankan salat Subuh di hotel. Meskipun demikian, ada juga jemaah haji yang salat berjemaah di Masjid Nabawi.

Setelah salat subuh, jemaah haji turun ke lobi dan terus menaiki bus yang sudah ditentukan dengan menyeret koper kecil dan menyemplang tas paspor. Sementara koper besar sudah berangkat duluan bersama kontener pada dini hari.

Di dalam bus, Pembimbing Ibadah memimpin doa perjalanan. Kami menuju Masjid Bir Ali untuk salat sunah ihram dan niat ihram. Di Masjid Bir Ali ini hanya diberi waktu sekitar 20 menit untuk wudu, salat dan berfoto bersama Masjid Bir Ali.

Selanjutnya bus berangkat lagi. Sepanjang mata memandang keluar dari kaca bus terlihat gunung-gunung batu yang membisu dan padang pasir yang berdesir dicumbu angin.

Terbayang di benak ini, bagaimana dulu Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah dengan jarak sekitar 921 km dengan medan yang terjal dan terik matahari yang selalu mengintai dan kejaran kafir Quraisy yang memburu. Tanpa bus atau kereta. Hanya berbekal kuda.

Beberapakali bus berhenti untuk pemeriksaan manifes jemaah haji. Sepanjang perjalanan jemaah haji tenggelam dalam kekhusyukan melantunkan kalimat talbiyah.

Kemudian bus juga berhenti sejenak di tempat makan. Ada menu khas Indonesia seperti  bakso dan pop mie yang ditawarkan. Para jemaah haji pun langsung menyerbu bagai laron mengerumuni lampu neon.

Setelah melepas hasrat makan hidangan tanah air, bus pun bergerak lagi. Tanpa memakan waktu lama, kami pun sampai di hotel tujuan meski bus sempat berputar-putar mencari hotel.

Kami pun tiba di hotel disambut dengan keramahan khas hotel. Yang mungkin membedakan adalah, kami disambut oleh kehangatan gadis-gadis Arab sehangat gahwa yang dihidangkan sebagai Welcoming Drink. Sambutan seperti ini mungkin tidak dirasakan oleh pengunjung hotel di Arab Saudi, beberapa tahun sebelumnya.

Setelah istirahat sejenak, aku dan para jemaah haji pun segera menjalankan umrah: Tawaf, Sa'i dan Tahallul di Masjidil Haram. Aku pun berbisik "Makkah I'm Coming.