Mengenal Wita Laksono: Mutiara Indonesia di Balik Stabilitas Internet Asia-Pasifik
- Handoko/istimewa
“Kesalahan sekecil apa pun dalam alokasi IP bisa menyebabkan gangguan besar,” jelas Wita. “Kami memastikan semua alokasi dilakukan dengan cermat untuk menghindari konflik atau tumpang tindih.”
Perjalanan Karier Wita: Dari Indonesia ke Dunia
Wita memulai kariernya di Indonesia sebagai Network Engineer di perusahaan-perusahaan seperti PASIFIK SATELIT NUSANTARA dan PT XL Axiata Tbk. Keahlian teknisnya mencakup manajemen jaringan, desain sistem, dan keamanan data. Ia juga pernah berperan sebagai System Administrator di PT. Safe-T-Net Indonesia, di mana ia mengembangkan kemampuan dalam mengelola sistem operasional berbasis Unix/Linux.
Di bawah naungan APNIC, Wita terus mengembangkan kariernya sebagai analis sumber daya internet. Pengalamannya mencakup negosiasi dalam tata kelola internet, pelatihan teknis, serta pemberian bantuan teknis kepada berbagai institusi di wilayah Asia-Pasifik.
“Pengalaman bekerja di Indonesia memberi saya perspektif unik tentang tantangan lokal yang dihadapi negara berkembang dalam membangun infrastruktur internet,” ungkapnya. “Saat ini, saya berkontribusi di tingkat regional untuk memastikan bahwa sumber daya internet didistribusikan secara adil dan efisien.”
Mendorong Adopsi IPv6: Masa Depan Internet
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Wita adalah habisnya alamat IPv4. Dengan jumlah perangkat yang terhubung ke internet terus meningkat, protokol IPv4 yang hanya menyediakan 4,3 miliar alamat sudah tidak lagi memadai. Solusinya adalah IPv6, protokol internet generasi berikutnya yang menawarkan kapasitas hampir tak terbatas.