Mengapa Denmark, Berhasil Mewujudkan Ketahanan Pangan? Pelajaran Penting untuk Indonesia

Food Estate dengan Dukungan Teknologi Modern
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Ketahanan pangan menjadi isu global yang semakin mendesak, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, perubahan iklim, serta tantangan sosial-ekonomi yang melanda banyak negara. Di antara negara-negara yang telah berhasil mewujudkan ketahanan pangan yang stabil, Denmark tampil sebagai contoh yang patut dicontoh. Keberhasilan Denmark dalam mencapai ketahanan pangan dan sistem pertanian berkelanjutan dapat memberikan banyak pelajaran penting bagi Indonesia, yang juga tengah berupaya untuk memperkuat ketahanan pangannya. Artikel ini akan mengulas mengapa Denmark berhasil dalam hal ini dan bagaimana Indonesia bisa mengambil inspirasi dari praktik-praktik terbaik yang ada di negara tersebut.

Terancam Punah! Inilah Usaha Gigih Drh. Ismu Subroto Melestarikan Sapi Jabres, Siapa Mau Gabung?

Ketahanan Pangan di Denmark: Sebuah Pencapaian yang Menginspirasi

Denmark, sebuah negara kecil di Eropa Utara, telah menjadi salah satu contoh sukses dalam mengelola ketahanan pangan dan memajukan sistem pertanian yang berkelanjutan. Negara ini memiliki beberapa keunggulan yang memungkinkan tercapainya tujuan tersebut, di antaranya adalah kebijakan yang mendukung pertanian berbasis teknologi, keberlanjutan, dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta.

Buruh Tani Dibayar Murah: Siapa Peduli Nasib Pejuang Pangan Kita?

Pada tahun 2020, Denmark dilaporkan sebagai salah satu negara dengan sistem pertanian paling maju dan ramah lingkungan di dunia. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), negara ini berhasil mencapai produktivitas pertanian yang tinggi, meskipun dengan luas lahan yang terbatas. Salah satu contoh keberhasilan utama Denmark adalah program Green Growth yang dimulai pada 2009, yang bertujuan untuk mengembangkan pertanian yang berkelanjutan dengan tetap menjaga keseimbangan antara produksi pangan dan perlindungan lingkungan.

1. Pertanian Berkelanjutan yang Didukung oleh Teknologi Canggih

Krisis Iklim Terus Memburuk: Inilah Daftar Negara yang Gagal Memenuhi Paris Agreement

Denmark telah lama menerapkan teknologi tinggi dalam sektor pertanian. Sistem pertanian berbasis teknologi ini tidak hanya meningkatkan hasil produksi tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu teknologi yang diterapkan adalah penggunaan sensor tanah dan irigasi pintar yang dapat mengurangi penggunaan air dan pupuk secara efisien. Dengan teknologi ini, Denmark berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dalam sektor pertanian, yang sebelumnya merupakan kontributor besar terhadap perubahan iklim.

Selain itu, penerapan sistem pertanian organik di Denmark juga semakin berkembang. Pada tahun 2021, sekitar 10% dari total luas pertanian di Denmark sudah mengadopsi metode pertanian organik, menjadikannya salah satu negara dengan proporsi terbesar di Eropa dalam hal ini. Menurut data dari European Commission, Denmark juga menjadi pemimpin dalam ekspor produk-produk organik di Eropa, seperti sayuran, buah-buahan, dan produk susu organik.

2. Kolaborasi antara Pemerintah dan Sektor Swasta

Keberhasilan Denmark dalam sektor ketahanan pangan juga tidak terlepas dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah Denmark menerapkan kebijakan yang mendukung inovasi dan riset di bidang pertanian, termasuk subsidi bagi petani yang beralih ke pertanian ramah lingkungan. Selain itu, mereka juga mendorong sektor swasta untuk berinvestasi dalam teknologi pertanian yang berkelanjutan.

Salah satu contoh nyata dari kolaborasi ini adalah Program Innovation Fund Denmark yang menyediakan dana riset untuk proyek-proyek pertanian berkelanjutan. Ini memberikan insentif bagi para petani dan perusahaan untuk mengembangkan solusi teknologi yang dapat meningkatkan hasil pertanian sekaligus menjaga kelestarian alam.

Di sisi lain, sektor swasta juga berperan aktif dalam mendukung produksi pangan yang berkelanjutan. Misalnya, perusahaan Danisco yang berbasis di Denmark, yang berfokus pada pengolahan makanan dan bahan pangan, telah mengembangkan berbagai inovasi yang mendukung efisiensi dalam produksi pangan dan meningkatkan ketahanan pangan di seluruh dunia.

3. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat tentang Ketahanan Pangan

Denmark juga menempatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat sebagai kunci dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Sejak tahun 2000, pemerintah Denmark mulai menerapkan program pendidikan tentang pentingnya pola makan sehat dan berkelanjutan di sekolah-sekolah dan universitas. Melalui program ini, mereka tidak hanya mendidik anak-anak untuk mengerti pentingnya makanan sehat, tetapi juga memperkenalkan konsep pertanian berkelanjutan.

Selain itu, masyarakat Denmark umumnya sangat peduli terhadap keberlanjutan dan dampak lingkungan dari makanan yang mereka konsumsi. Hal ini tercermin dalam peningkatan konsumsi produk organik yang terus berkembang setiap tahunnya, serta peningkatan kesadaran tentang pengurangan limbah makanan. Di banyak rumah tangga di Denmark, ada kebiasaan untuk mengurangi pemborosan makanan, yang turut mendukung keberlanjutan ketahanan pangan.

4. Sistem Pangan yang Tangguh dan Diversifikasi Produk

Ketahanan pangan di Denmark juga didorong oleh keberagaman produk pertanian yang mereka hasilkan. Denmark tidak hanya mengandalkan satu atau dua komoditas utama, tetapi mereka memproduksi berbagai macam pangan yang diperlukan untuk konsumsi domestik maupun ekspor. Di antara komoditas unggulan yang diproduksi oleh Denmark adalah daging babi, susu, gandum, dan kentang.

Selain itu, negara ini juga terkenal dengan pengembangan produk makanan laut yang berkelanjutan, termasuk ikan dan produk olahannya. Ini memungkinkan Denmark untuk mempertahankan ketahanan pangan yang lebih baik meskipun menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan global.

5. Pelajaran Penting untuk Indonesia

Keberhasilan Denmark dalam mencapai ketahanan pangan dapat dijadikan pelajaran bagi Indonesia, yang memiliki tantangan besar dalam mengelola sektor pertaniannya. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, menghadapi masalah serius dalam hal ketahanan pangan. Walaupun Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, beberapa faktor seperti alih fungsi lahan, perubahan iklim, serta keterbatasan teknologi dan pengetahuan di kalangan petani, membuat ketahanan pangan masih menjadi tantangan.

Denmark menunjukkan bahwa penerapan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, peningkatan kolaborasi antara sektor publik dan swasta, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang keberlanjutan pangan adalah langkah-langkah yang efektif dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Indonesia perlu memperhatikan hal ini dengan serius, mengingat negara ini masih memiliki potensi besar dalam sektor pertanian yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Denmark telah membuktikan bahwa ketahanan pangan yang berkelanjutan tidak hanya bergantung pada produksi pangan yang melimpah, tetapi juga pada penerapan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, kebijakan pemerintah yang mendukung, serta kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan pangan. Indonesia, dengan segala potensi dan tantangannya, dapat memanfaatkan pelajaran dari Denmark untuk meningkatkan ketahanan pangannya di masa depan. Penguatan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat serta peningkatan investasi dalam teknologi pertanian menjadi kunci utama dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.