Israel vs Iran: Kekuatan Militer dan Dampak Terhadap Stabilitas Timur Tengah

Serangan Rudal Iran Ke Israel
Sumber :
  • tvonews.com

Jakarta, WISATA - Hubungan antara Israel dan Iran di Timur Tengah telah lama diwarnai oleh ketegangan dan permusuhan. Dengan meningkatnya konflik di beberapa bagian wilayah tersebut, terutama di Suriah dan Irak, analisis terhadap kekuatan militer kedua negara ini pada tahun 2024 menjadi sangat relevan. Kedua negara memiliki pendekatan yang sangat berbeda dalam hal strategi militer, dengan fokus pada prioritas yang mencerminkan posisi geopolitik masing-masing.

Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Ibrahim Raisi, Menyita Perhatian Dunia, Adakah yang Tidak Wajar?

Anggaran dan Alokasi Militer

Pada tahun 2024, Israel mengalokasikan $24,4 miliar untuk anggaran militernya. Dana ini digunakan untuk membangun teknologi militer yang canggih, meningkatkan sistem pertahanan, dan memperkuat aliansi dengan negara-negara Barat. Di sisi lain, Iran hanya menganggarkan sekitar $9,95 miliar, tetapi mereka memanfaatkan anggaran tersebut dengan mengembangkan strategi perang asimetris, memanfaatkan pasukan proxy, dan memperluas kemampuan rudal balistiknya.

Amerika Boncos, China Pamer Kekuatan: Cadangan 10.000 Rudal Balistik, Menjadi Ancaman Baru

Dengan perbedaan anggaran yang cukup signifikan ini, kedua negara mengadopsi pendekatan yang berbeda dalam mengembangkan kekuatan tempur mereka. Israel lebih fokus pada superioritas udara dan teknologi, sementara Iran memanfaatkan jumlah personel militer yang besar dan operasi tidak konvensional.

Superioritas Udara Israel

Kekuatan Militer Israel dan Iran 2024: Siapa yang Unggul di Tengah Ketegangan Regional?

Kekuatan udara Israel tidak tertandingi di kawasan ini, dengan 612 pesawat yang mencakup 241 pesawat tempur dan 48 helikopter serang. Kekuatan ini memungkinkan Israel untuk melakukan operasi militer dengan cepat dan presisi, memastikan bahwa mereka selalu memiliki keunggulan di medan tempur udara. Selain itu, sistem pertahanan seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow memberikan lapisan perlindungan yang kuat terhadap ancaman rudal dari lawan-lawannya, terutama dari kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran.

Strategi Rudal Iran

Sebaliknya, kekuatan militer Iran terletak pada kemampuan rudal balistiknya yang mengesankan. Iran memiliki ribuan rudal balistik jarak jauh dan menengah, seperti Shahab dan Sejjil, yang telah lama menjadi tulang punggung strategi pertahanannya. Rudal-rudal ini memberikan Iran kemampuan untuk menyerang target jauh di luar perbatasannya, termasuk pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan Teluk Persia dan wilayah Israel.

Konflik Regional dan Dampak Proxy War

Ketegangan antara kedua negara ini tidak hanya terbatas pada perbatasan mereka. Iran aktif mendukung kelompok-kelompok milisi di Suriah, Lebanon, dan Irak, yang sering terlibat dalam konflik dengan Israel. Kelompok seperti Hezbollah di Lebanon adalah salah satu contoh utama dari pengaruh Iran di kawasan, yang secara konsisten menjadi ancaman bagi keamanan Israel.

Di sisi lain, Israel telah melakukan berbagai operasi militer di Suriah untuk menargetkan kelompok milisi yang didukung Iran dan menghentikan pengiriman senjata ke Hezbollah. Operasi-operasi ini meningkatkan ketegangan regional dan membuat potensi konfrontasi langsung antara Israel dan Iran semakin besar.

Dengan kondisi saat ini, baik Israel maupun Iran tetap menjadi kekuatan militer utama di Timur Tengah. Kedua negara memiliki kemampuan unik yang mencerminkan prioritas strategis mereka: Israel dengan teknologi canggih dan superioritas udara, sedangkan Iran dengan jumlah personel yang besar dan jaringan kelompok proxy di seluruh kawasan. Seiring dengan ketegangan yang terus meningkat, komunitas internasional terus mengawasi perkembangan antara kedua negara ini, karena dampaknya terhadap stabilitas global sangat besar.