Sejarah Seni Bantengan, Kesenian Tradisional Khas Malang yang Selalu Ditunggu Pengunjung Karnaval

Seni Bantengan dalam Karnaval Budaya Dinoyo Malang
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Malang, WISATA – Sejarah kesenian tradisional Bantengan dari Malang selalu menjadi topik menarik, terutama saat digelar dalam karnaval budaya seperti yang berlangsung di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, hari ini. Kesenian ini memiliki akar yang dalam di budaya masyarakat Malang dan setiap kali dipentaskan, selalu berhasil menarik perhatian ribuan penonton.

Menyelami Filosofi Wayang Kulit: Menghidupkan Nilai-Nilai Kehidupan dari Layar Tradisional

Pawai karnaval yang dimulai pukul 13.00 WIB ini diawali dengan ragam kesenian rakyat yang menampilkan keragaman budaya Indonesia. Jalan Gajayana dan MT. Haryono yang sudah dipadati penonton sejak pukul 11.00 WIB menjadi saksi betapa antusiasnya warga untuk menyaksikan parade budaya, terutama penampilan Bantengan yang begitu dinantikan.

Sejarah Bantengan konon sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan awalnya merupakan bagian dari ritual adat yang berhubungan dengan spiritualisme masyarakat Jawa. Dalam perkembangannya, Bantengan menjadi bagian dari kesenian yang dipentaskan untuk umum, terutama dalam perayaan-perayaan besar seperti karnaval kemerdekaan.

Peninggalan Arkeologi: Dari Artefak hingga Struktur, Warisan Budaya Yunani dan Romawi Kuno

Bantengan menggambarkan semangat dan keberanian, yang diwakili oleh banteng, simbol kekuatan yang tak tergoyahkan. Pemainnya mengenakan kostum banteng yang dibuat sedemikian rupa untuk menonjolkan karakter banteng yang gagah. Mereka menari dengan gerakan-gerakan yang dinamis dan penuh energi, seolah benar-benar merasuk ke dalam karakter banteng yang mereka perankan.

Selalu ada keunikan dalam setiap pertunjukan Bantengan. Selain gerakan-gerakan yang menggambarkan perlawanan dan kekuatan, ada juga unsur mistis yang sering kali membuat pemainnya kesurupan. Kesurupan ini dianggap sebagai bagian dari ritual yang menandakan keterhubungan antara dunia fisik dan spiritual. Setelahnya, pemain akan dipulihkan oleh sesepuh dengan doa dan ritual khusus.

Pengakuan Batik sebagai Warisan Budaya bakal Dicabut UNESCO, Jika Seperti Ini!

 

Karnaval Budaya Kelurahan Dinoyo Malang

Photo :
  • Handoko/Istimewa
Halaman Selanjutnya
img_title