Penanaman Kopi di Bawah Tegakan Hutan, Kerjasama Perhutani dan Masyarakat Desa Hutan Ciburuy

Kopi Ciburuy
Sumber :
  • Wisata/Handoko

Abah Daum, salah seorang petani kopi di daerah tersebut, mengungkapkan bahwa penanaman kopi di bawah tegakan hutan telah berlangsung cukup lama. Bahkan, ia tidak dapat memastikan sejak kapan karena sudah ada kopi di bawah tegakan sejak zaman orang tuanya. Dengan adanya sistem PHBM dan LMDH, pengelolaan kopi menjadi lebih teratur dan produktif.

Mungkinkah Data yang Sudah Diretas Kembali Normal Seperti Sebelumnya? Berikut Penjelasannya

Saat ini, Abah Daum dan keluarga mengelola lahan seluas 2 hektar dengan jumlah tanaman kopi mencapai 4000 pohon. Mereka bekerja sama dengan petani kopi lainnya di daerah tersebut. Jenis kopi yang mereka kembangkan adalah jenis kopi arabika.  Namun, mereka menghadapi beberapa kendala, seperti keterbatasan akses pasar yang menyebabkan harga kopi mereka seringkali dijual murah kepada tengkulak. Selain itu, keterbatasan modal juga menjadi tantangan, terutama dalam peremajaan pohon yang sudah tua serta pembelian mesin dan peralatan pengolahan kopi. Petani kopi berharap agar pemerintah dan Perhutani dapat memberikan bantuan untuk membantu mereka dalam mengembangkan usaha kopi agar lebih menguntungkan

Kerjasama kemitraan antara Perhutani dan masyarakat desa sekitar hutan terus berkembang dalam upaya meningkatkan pengelolaan hutan. Dengan bantuan yang tepat, diharapkan petani kopi di Kampung Ciburuy dan daerah sekitarnya dapat mencapai kesuksesan dalam usaha mereka, menjaga keberlanjutan hutan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Belajar dari Kasus PDN, Pentingnya Pendidikan dan Investasi Cybersecurity