Lawang Sewu: Misteri, Sejarah, dan Pesona Arsitektur Kolonial di Jantung Semarang

Lawang Sewu Semarang
Lawang Sewu Semarang
Sumber :
  • IG/wisatasemarang

Semarang, WISATA — Di tengah hiruk pikuk Kota Semarang yang modern dan dinamis, berdiri sebuah bangunan megah yang tak lekang dimakan zaman: Lawang Sewu. Bangunan bersejarah ini tak hanya menjadi ikon pariwisata Semarang, tetapi juga menyimpan kisah masa lalu yang penuh warna, dari kejayaan era kolonial, kisah mistis, hingga kebangkitan sektor pariwisata di Jawa Tengah.

Makna Nama “Lawang Sewu”: Antara Fakta dan Legenda

Secara harfiah, Lawang Sewu berarti "seribu pintu" dalam bahasa Jawa. Meski jumlah pintunya tidak benar-benar mencapai seribu, bangunan ini memiliki begitu banyak daun pintu dan jendela tinggi sehingga menciptakan ilusi optik seolah tak berujung. Inilah yang membuatnya dijuluki Lawang Sewu oleh masyarakat sekitar sejak lama.

Keunikan arsitekturnya mencerminkan perpaduan gaya Indische-Eropa yang sangat khas, dengan langit-langit tinggi, ventilasi besar, dan koridor panjang yang dirancang untuk menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia.

Jejak Sejarah: Dari Kantor Kereta Api Hingga Simbol Perjuangan

Lawang Sewu dibangun pada tahun 1904 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api pertama di Hindia Belanda. Bangunan ini awalnya berfungsi sebagai kantor administrasi utama NIS dan simbol kekuasaan teknologi transportasi pada masa itu.

Namun, sejarah mencatat babak kelam ketika bangunan ini diambil alih oleh tentara Jepang pada masa pendudukan. Ruang bawah tanahnya diyakini pernah digunakan sebagai penjara dan tempat penyiksaan. Setelah kemerdekaan, Lawang Sewu sempat menjadi markas TNI, lalu mengalami masa terbengkalai hingga akhirnya direstorasi dan diresmikan sebagai cagar budaya dan destinasi wisata unggulan.