Melawan Brain Rot: Wisata JOMO sebagai Terapi Digital di Era Kecanduan Media Sosial
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Di era digital saat ini, fenomena Brain Rot menjadi salah satu tantangan terbesar bagi kesehatan mental. Istilah ini merujuk pada kondisi di mana otak mengalami kelelahan akibat konsumsi konten digital yang berlebihan, terutama dari media sosial. Akibatnya, individu sering kali merasa kehilangan fokus, produktivitas menurun, dan rentan terhadap kecemasan. Namun, konsep JOMO (Joy of Missing Out) menawarkan solusi yang menarik untuk melawan dampak negatif ini melalui wisata berbasis ketenangan dan detoks digital.
Apa itu Wisata JOMO?
Wisata JOMO adalah bentuk perjalanan yang mengutamakan pengalaman untuk melepaskan diri dari tekanan dunia maya. Tidak seperti FOMO (Fear of Missing Out), yang mendorong seseorang untuk terus terhubung dengan tren digital, JOMO mengajarkan pentingnya menikmati momen tanpa gangguan teknologi. Konsep ini mulai populer di kalangan wisatawan yang mencari keseimbangan hidup melalui detoks digital.
Manfaat Wisata JOMO untuk Melawan Brain Rot
1. Mengurangi Ketergantungan pada Teknologi Dengan menghindari notifikasi, scrolling tanpa akhir, dan ekspektasi untuk selalu online, wisata JOMO memungkinkan otak beristirahat dari rangsangan digital yang berlebihan. Penelitian menunjukkan bahwa detoks digital selama liburan dapat meningkatkan perhatian dan memperbaiki suasana hati.
2. Meningkatkan Kesejahteraan Mental Berada di alam terbuka atau lingkungan yang tenang membantu mengurangi hormon stres seperti kortisol. Destinasi wisata seperti pedesaan, pegunungan, atau pantai menjadi pilihan ideal untuk melawan stres akibat konsumsi media sosial.
3. Memperkuat Hubungan Sosial Ketika seseorang tidak teralihkan oleh teknologi, hubungan interpersonal menjadi lebih kuat. Wisata JOMO sering kali melibatkan aktivitas bersama keluarga atau teman tanpa gangguan gadget.