Wisata Sehat Era Modern: JOMO, Forest Healing, dan Etnaprana Sebagai Tren Baru?
- Pexels
Jakarta, WISATA - Di tengah gaya hidup yang semakin sibuk, masyarakat modern mulai mencari cara untuk melarikan diri dari tekanan harian dan memulihkan kesehatan mental serta fisik. Berbagai konsep wisata sehat kini bermunculan, termasuk JOMO (Joy of Missing Out), Forest Healing, dan Etnaprana. Ketiganya menawarkan pengalaman yang tak hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga pikiran. Namun, apa sebenarnya yang membuat tren ini begitu relevan di era modern?
JOMO: Alternatif dari FOMO yang Melegakan
Jika FOMO (Fear of Missing Out) mendefinisikan ketakutan akan kehilangan momen penting dalam kehidupan sosial, JOMO (Joy of Missing Out) justru mengajak kita untuk menikmati waktu sendiri dan menghargai momen-momen tenang. Konsep ini semakin populer di era digital, di mana tekanan media sosial kerap memicu kecemasan.
JOMO mengajarkan kita untuk memilih disconnect dari dunia maya, menikmati waktu pribadi, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar bermakna. Dalam konteks wisata, JOMO diwujudkan melalui liburan tanpa teknologi, seperti menginap di pedesaan atau resor yang mempromosikan digital detox.
Menurut survei dari Global Wellness Institute (GWI), lebih dari 40% wisatawan global kini mencari pengalaman perjalanan yang membantu mereka memutuskan hubungan dengan teknologi. JOMO menjadi solusi bagi mereka yang ingin mengurangi stres digital dan meningkatkan kualitas hidup.
Forest Healing: Kembali ke Alam
Forest Healing atau terapi hutan berasal dari konsep Jepang Shinrin-yoku, yang bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan tubuh dan pikiran melalui kontak langsung dengan alam. Aktivitas seperti berjalan di hutan, meditasi di tengah pepohonan, atau mendengarkan suara burung telah terbukti memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.
Studi dari Nippon Medical School di Tokyo menunjukkan bahwa terapi hutan dapat menurunkan kadar kortisol hingga 16% dan meningkatkan aktivitas sel NK (Natural Killer) yang membantu melawan infeksi. Dengan meningkatnya perhatian pada isu kesehatan mental, Forest Healing menjadi pilihan utama wisata sehat.
Etnaprana: Kearifan Lokal yang Menenangkan Jiwa
Etnaprana adalah pendekatan wisata yang menggabungkan budaya lokal dengan praktik penyembuhan tradisional, seperti yoga, meditasi, dan terapi herbal. Konsep ini mengambil inspirasi dari tradisi leluhur yang mengajarkan harmoni antara manusia dan alam.
Di Indonesia, praktik Etnaprana dapat ditemukan di berbagai destinasi seperti Ubud di Bali atau kawasan Jawa Barat. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, minat terhadap wisata berbasis budaya dan kesehatan meningkat hingga 30% dalam lima tahun terakhir. Pengunjung mencari pengalaman otentik yang tidak hanya memberikan relaksasi tetapi juga memperkaya jiwa.
Mengapa Wisata Sehat Menjadi Tren?
- Pandemi dan Kesadaran Kesehatan Pandemi COVID-19 telah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental dan fisik. Menurut survei dari McKinsey & Company, 79% responden menyatakan bahwa kesehatan mental kini menjadi prioritas utama.
- Tekanan Digital Dengan rata-rata waktu layar yang mencapai 7 jam sehari (data dari Statista), banyak orang mulai merasa lelah secara mental. Wisata sehat seperti JOMO dan Forest Healing menawarkan pelarian dari dunia digital yang sering kali melelahkan.
- Pengalaman Berbeda Wisata sehat memberikan pengalaman yang lebih mendalam dibandingkan liburan konvensional. Pelancong tidak hanya mencari foto Instagram yang sempurna, tetapi juga transformasi pribadi.
JOMO, Forest Healing, dan Etnaprana bukan sekadar tren wisata, melainkan cara baru untuk mencapai kesehatan holistik di era modern. Ketiganya menawarkan pelarian dari tekanan dunia digital, sekaligus memperkaya jiwa melalui koneksi dengan alam dan budaya. Dengan meningkatnya minat terhadap wisata sehat, ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang ingin menjalani hidup lebih bahagia dan seimbang.