Epictetus: "Ketenangan Jiwa Ditemukan dalam Kebajikan, Bukan dalam Kekayaan atau Kekuasaan"

Epictetus Tokoh Filsafat Stoikisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Epictetus, seorang filsuf Stoik yang terkenal, mengajarkan banyak hal tentang cara hidup yang bijaksana dan penuh kebajikan. Salah satu kutipannya yang terkenal adalah, "Ketenangan jiwa ditemukan dalam kebajikan, bukan dalam kekayaan atau kekuasaan." Kutipan ini menggarisbawahi pandangan Stoik bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri, bukan dari hal-hal materi atau status sosial.

Siapa Epictetus?

Epictetus lahir sebagai budak di Hierapolis, Frigia (sekarang bagian dari Turki), sekitar tahun 50 Masehi. Meskipun lahir dalam keadaan yang sangat sulit, ia berhasil menjadi salah satu filsuf Stoik yang paling dihormati. Setelah memperoleh kebebasannya, Epictetus mengajar filsafat di Roma sampai dia diusir oleh Kaisar Domitian dan kemudian mendirikan sekolah filsafat di Nicopolis di Epirus (Yunani modern).

Ajaran Utama Epictetus

Epictetus mengajarkan bahwa kebahagiaan dan ketenangan batin dapat dicapai dengan menjalani hidup sesuai dengan alam dan kebajikan. Ia menekankan pentingnya pengendalian diri, penerimaan terhadap takdir, dan memfokuskan diri pada hal-hal yang dapat kita kendalikan.

1.    Dikotomi Kendali: Salah satu ajaran utama Epictetus adalah konsep dikotomi kendali, yaitu membedakan antara apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak bisa kita kendalikan. Menurutnya, kita hanya bisa mengendalikan pikiran, sikap, dan tindakan kita sendiri, sementara hal-hal eksternal seperti kekayaan dan kekuasaan berada di luar kendali kita.

2.    Kebajikan sebagai Tujuan Hidup: Bagi Epictetus, kebajikan adalah tujuan utama hidup manusia. Kebajikan ini meliputi kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri. Hidup yang dijalani dengan kebajikan adalah hidup yang sejahtera dan tenang.