Operasional Starlink di Indonesia: Berbahayakah bagi Keamanan Data dan Pertahanan Negara?

Starlink (ilustrasi)
Sumber :
  • https://www.starlink.com/

Potensi Bahaya bagi Keamanan Data dan Pertahanan Negara

Namun, kehadiran Starlink tidak lepas dari berbagai potensi risiko, terutama terkait dengan keamanan data dan pertahanan negara. Para ahli keamanan siber mengungkapkan beberapa kekhawatiran utama:

1.    Kontrol Data oleh Perusahaan Asing: Layanan internet Starlink dikendalikan oleh perusahaan asing, yaitu SpaceX yang berbasis di Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana data pengguna Indonesia akan dikelola dan dilindungi. Ada potensi data sensitif pengguna Indonesia diakses atau dimanipulasi oleh pihak asing.

2.    Kerentanan Terhadap Serangan Siber: Satelit yang mengorbit rendah berisiko menjadi target serangan siber. Jika sistem keamanan Starlink diretas, hal ini dapat mengakibatkan kebocoran data dalam skala besar. Mengingat pentingnya internet dalam berbagai aspek kehidupan modern, serangan semacam itu dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan keamanan nasional.

3.    Potensi Penyadapan: Ada kekhawatiran bahwa layanan satelit dapat digunakan untuk penyadapan komunikasi. Mengingat posisi strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara, informasi sensitif yang bocor dapat digunakan untuk kepentingan intelijen oleh negara atau aktor non-negara yang tidak bersahabat.

4.    Pengaruh Terhadap Pertahanan Negara: Infrastruktur satelit yang dikelola oleh entitas asing juga dapat mempengaruhi pertahanan negara. Misalnya, dalam situasi konflik, ada potensi bahwa layanan Starlink dapat dimatikan atau dibatasi oleh pihak operator untuk kepentingan tertentu, yang dapat menghambat komunikasi militer atau tanggap darurat nasional.

5.    Kekhawatiran lain adalah potensi dampak Starlink pada pertahanan negara. Starlink dapat digunakan untuk melakukan serangan siber terhadap infrastruktur kritis Indonesia, seperti jaringan listrik dan komunikasi.