Perlawanan terhadap Otoritas dan Dogma ala Socrates Seperti Dituturkan Murid-muridnya
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Socrates, sosok yang dikenal karena keberaniannya dalam menantang otoritas politik dan agama pada zamannya, telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah filsafat. Melalui penuturan para murid setianya, kita dapat melihat bagaimana Socrates memperjuangkan kebenaran dan keadilan dengan cara yang unik dan menginspirasi. Mari kita telusuri lebih jauh tentang perlawanan terhadap otoritas dan dogma ala Socrates seperti yang dituturkan oleh murid-muridnya.
Socrates: Filsuf Pemberontak
Sebelum kita memasuki cerita perlawanan Socrates terhadap otoritas dan dogma, mari kita mengenal sosoknya dengan lebih dekat. Socrates adalah seorang filsuf Yunani kuno yang hidup sekitar abad ke-5 SM di Athena. Ia terkenal karena metode dialektiknya yang unik, di mana ia menggunakan pertanyaan-pertanyaan tajam untuk mempertanyakan keyakinan dan dogma yang dipegang oleh lawan bicaranya.
Socrates tidak hanya menantang otoritas politik dan agama pada zamannya, tetapi juga menekankan pentingnya mempertahankan kebenaran dan keadilan dalam setiap tindakan dan keputusan. Pendekatan filosofisnya yang revolusioner telah membuatnya menjadi sosok yang penuh kontroversi, tetapi juga memperoleh penghormatan dan pengikut setia.
Perlawanan terhadap Otoritas Politik
Salah satu aspek utama dari perlawanan Socrates terhadap otoritas adalah ketidaksetujuannya terhadap demokrasi Athena pada zamannya. Meskipun Athena adalah kota tempat lahirnya demokrasi, Socrates mempertanyakan keputusan politik yang diambil oleh mayoritas, yang menurutnya sering kali dipengaruhi oleh ketidaktahuan dan emosi massa.
Socrates menekankan pentingnya kebijaksanaan dan keadilan dalam pengambilan keputusan politik, daripada hanya mengikuti keinginan mayoritas. Pendapatnya yang berani dan tajam sering kali membuatnya menjadi sasaran kritik dan penganiayaan oleh para pemimpin politik.