'Pemakaman Rawa' Penduduk Asli Amerika Berusia 7.000 Tahun Ditemukan di Lepas Pantai Florida
- Facebook/Archaeologynewsnetwork
Karena sangat tertarik, EKS Corporation, pengembang situs tersebut, mendanai penanggalan radiokarbon. Setelah tanggal yang mencolok terungkap, Negara Bagian Florida memberikan hibah untuk penggalian tersebut.
Berbeda dengan sisa-sisa manusia yang ditemukan di rawa-rawa Eropa, jenazah Florida hanya berupa kerangka, tidak ada daging yang tersisa di tulang. Namun hal ini tidak meniadakan signifikansinya. Hampir separuh tengkoraknya mengandung materi otak. Mayoritas kerangka ditemukan tergeletak miring ke kiri dengan kepala mengarah ke barat, mungkin ke arah matahari terbenam dan wajah menghadap ke utara.
Sebagian besar kaki mereka diselipkan ke atas, seperti pada posisi janin, namun tiga lainnya berbaring tegak. Menariknya, setiap jenazah ditancapkan sebuah tiang ke dalam kain longgar yang menyelubunginya, mungkin untuk mencegah jenazah mengapung ke permukaan air saat pembusukan memenuhi jenazah dengan udara. Langkah praktis inilah yang pada akhirnya melindungi jenazah dari pemulung (hewan dan perampok kuburan) dan menjaganya tetap pada posisi yang diharapkan.
Temuan ini memberikan wawasan yang tak tertandingi mengenai komunitas pemburu-pengumpul yang sudah ada 3.500 tahun sebelum Piramida dibangun di Mesir. Kerangka dan artefak yang ditemukan bersama mereka telah dipelajari hampir terus menerus selama beberapa dekade sejak penemuannya.
Penelitian ini memberikan gambaran tentang kehidupan yang sulit namun baik di Florida pra-Columbus. Meskipun sebagian besar hidup dari apa yang bisa mereka buru dan kumpulkan, masyarakat tersebut menjalani gaya hidup menetap, hal ini menunjukkan bahwa kesulitan apa pun yang mereka hadapi tidaklah besar jika dibandingkan dengan manfaat dari wilayah yang mereka pilih untuk menetap.
Masyarakat mereka sangat peduli. Hampir semua tubuh anak-anak ditemukan membawa mainan kecil di lengan mereka. Seorang wanita lanjut usia, mungkin berusia 50 tahun, menunjukkan tanda-tanda mengalami beberapa patah tulang. Patah tulang tersebut terjadi beberapa tahun sebelum kematiannya, yang berarti bahwa meskipun ia memiliki cacat, penduduk desa lainnya tetap merawat dan membantunya bahkan ketika ia tidak dapat lagi berkontribusi secara signifikan terhadap beban kerja.
Jenazah lainnya, yaitu seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, menunjukkan bahwa ia adalah korban spina bifida, cacat lahir yang melumpuhkan dimana tulang belakang tidak tumbuh dengan baik di sekitar sumsum tulang belakang. Meskipun banyak tulangnya yang cacat, bukti menunjukkan bahwa dia dicintai dan diperhatikan sepanjang hidupnya. Penemuan-penemuan ini sungguh mencengangkan ketika kita memikirkan berapa banyak masyarakat kuno (dan bahkan beberapa masyarakat modern) yang mengabaikan kelompok yang lemah dan cacat.