Etnaprana Jamu: Ramuan Tradisional Indonesia yang Kembali Bersinar di Era Wellness

Jakarta, WISATA - Jamu, ramuan herbal yang telah diwariskan selama berabad-abad di Nusantara, kembali mendapatkan sorotan di era wellness saat ini. Lebih dari sekadar minuman kesehatan, jamu adalah warisan budaya dan kearifan lokal Indonesia yang kaya akan manfaat.

Kata "jamu" sendiri merupakan singkatan dari "djampi" (mantra penyembuhan) dan "oesodo" (kesehatan). Jadi, jamu secara harfiah berarti ramuan yang digunakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Jejak jamu dapat ditelusuri hingga masa Kerajaan Mataram, dibuktikan dengan penemuan peralatan penggiling obat tradisional di situs Liyangan, lereng Gunung Sindoro. Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur dan relief di candi-candi lain seperti Prambanan dan Bawang juga menceritakan kisah alat dan praktik pembuatan jamu.

Namun, keberadaan jamu sempat surut dengan maraknya penggunaan obat-obatan modern. Kepercayaan terhadap jamu kembali meningkat pada era pendudukan Jepang dengan dibentuknya Komite Jamu Indonesia pada tahun 1940-an.

Kini, teknologi pembuatan jamu telah berkembang dari metode tradisional ke modern. Berbagai jenis jamu dengan beragam bentuk sediaan, mulai dari bubuk, kapsul, hingga sirup, telah distandarisasi dan mendapat sertifikasi.

Jamu tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki berbagai khasiat untuk mendukung gaya hidup wellness. Beberapa manfaat jamu antara lain:

• Menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh: Berbagai jenis jamu, seperti kunyit asam dan beras kencur, mengandung antioksidan dan zat aktif yang dapat meningkatkan sistem imun dan melawan penyakit.
• Meredakan gejala penyakit: Jamu tertentu, seperti jahe dan temulawak, dikenal efektif untuk meredakan mual, nyeri, dan masuk angin.
• Menunjang relaksasi dan kualitas tidur: Jamu beras kencur dan melati dapat membantu mengatasi insomnia dan memberikan efek menenangkan.
• Menjaga kecantikan kulit: Jamu kunyit dan kunir bermanfaat untuk mencerahkan kulit dan mengatasi jerawat.