Etnaprana dan Wellness: Merespons Tren Penurunan Aktivitas Fisik dengan Pendekatan Inklusif
- Pexels
Jakarta, WISATA - Aktivitas fisik merupakan aspek fundamental dari kesehatan. Sayangnya, di era modern ini, kita justru cenderung semakin jarang bergerak. Padahal, hubungan antara gerak tubuh dan kesehatan optimal telah terbukti secara klinis dan ilmiah. Data dari The Lancet menunjukkan, tren penurunan aktivitas fisik mengkhawatirkan. Sekitar 27,5% hingga 31% orang dewasa di dunia kini tergolong kurang aktif secara fisik. Ironisnya, di saat kita sangat membutuhkan gerakan untuk mengatasi obesitas, penyakit kronis, dan dampak penuaan populasi, justru aktivitas fisik kian ditinggalkan.
Gaya hidup modern jelas tak menguntungkan aktivitas fisik. Hampir semua aspek kehidupan - dari pekerjaan dan urusan rumah tangga hingga bersosialisasi, belanja, dan hiburan - di bawah bayang-urbanisasi, teknologi, transportasi bermotor, dan model bisnis baru, yang semuanya mendorong kearah hidup sedenter. Lingkungan hunian kita yang mengutamakan kendaraan pribadi, minimnya ruang rekreasi dan area hijau, serta jarak tempuh yang tak lagi ramah pejalan kaki, semakin melengkapi hambatan untuk bergerak secara alami. Tak heran, sebagian besar orang kini perlu "menjadwalkan" waktu dan aktivitas khusus untuk tetap aktif.
Padahal, kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas fisik yang menunjang hidup sehat seharusnya bukan sekadar keistimewaan atau pilihan, melainkan hak setiap orang. Industri kebugaran global memang berperan penting dalam meningkatkan akses aktivitas fisik dengan cara membuat olahraga lebih mudah, terjangkau, menyenangkan, personal, dan berorientasi pada hasil. Kehadiran klub dan gym kesehatan mengalami ekspansi luar biasa dalam dekade terakhir. Namun, ironi terjadi. Di saat industri kebugaran berkembang pesat, tingkat ketidakaktifan fisik, obesitas, dan penyakit kronis justru terus meningkat.
Industri kebugaran memang menawarkan beragam pilihan bagi mereka yang mampu dan mau berolahraga. Namun, tetap ada kelompok besar masyarakat yang kurang aktif dengan opsi terbatas. Ini termasuk lansia, perempuan dan anak perempuan, anak-anak dan remaja, orang dengan kondisi kesehatan yang buruk, serta mereka yang tinggal di daerah miskin, pedesaan, dan terpinggirkan. Kenyataannya, "kebugaran" masih menjadi keistimewaan yang belum terjangkau bagi banyak orang di dunia.
Aktivitas fisik untuk meningkatkan kesehatan cakupannya jauh lebih luas daripada yang biasa terjadi di gym atau klub kesehatan. Demi mewujudkan keadilan kesehatan bagi semua, perlu melibatkan partisipasi seluruh populasi dalam berbagai macam aktivitas fisik, melampaui definisi sempit "kebugaran" yang umum dipahami.
Oleh karena itu, penelitian GWI melihat aktivitas fisik rekreasi secara luas dalam segala bentuknya - mulai dari klub kesehatan dan aplikasi kebugaran; hingga yoga, Pilates, barre, dan tai chi; hingga olahraga, tari, dan kegiatan rekreasi outdoor seperti lari dan bersepeda. Pendekatan inklusif ini bertujuan membuka akses dan mendorong partisipasi aktif seluruh masyarakat, terlepas dari latar belakang atau keterbatasannya.
Mari bergerak bersama, demi etnaprana (kekuatan hidup) dan #wellness untuk semua!