5 Pelajaran Stoik dari Tim Ferriss untuk Menghadapi Tekanan Hidup Modern

- Cuplikan layar
Dalam berbagai kesempatan, Ferriss menyebut bahwa salah satu praktik Stoik yang paling membantunya adalah voluntary discomfort—secara sukarela menjalani ketidaknyamanan. Ia kadang tidur di lantai, mandi air dingin, atau menjalani puasa intermiten bukan karena kebutuhan, tapi sebagai latihan mental.
Tujuannya sederhana: untuk membiasakan diri menghadapi hal-hal yang tidak nyaman, agar ketika kenyamanan itu benar-benar hilang, kita tetap kuat. Di tengah zaman yang penuh kemudahan, latihan semacam ini menjadi pelajaran berharga tentang daya tahan dan kesederhanaan.
3. Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan
Salah satu inti Stoikisme adalah membedakan antara hal yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan. Menurut Ferriss, banyak tekanan dalam hidup berasal dari mencoba mengontrol hal-hal yang berada di luar kendali kita—seperti opini orang lain, keadaan politik, atau bahkan hasil kerja kita.
Ferriss menyarankan untuk fokus pada apa yang bisa kita lakukan: cara kita bereaksi, keputusan yang kita buat, dan bagaimana kita menggunakan waktu. Dengan mempersempit fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali, kita akan merasa lebih tenang dan lebih mampu menghadapi situasi yang tidak pasti.
4. “Fear-Setting”: Ganti Tujuan dengan Keberanian
Berbeda dengan penetapan tujuan (goal-setting) seperti yang banyak diajarkan dalam dunia pengembangan diri, Ferriss mengembangkan teknik bernama fear-setting. Teknik ini lebih menekankan pada identifikasi ketakutan yang menghambat kita untuk bertindak.