Stoisisme di Tempat Kerja: Membangun Mental Tangguh dan Etis ala Massimo Pigliucci

Massimo Pigliucci
Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Cuplikan layar

Salah satu tantangan terbesar di tempat kerja adalah konflik interpersonal. Filsafat Stoik menawarkan alat untuk menjaga ketenangan di tengah perselisihan. Pigliucci menyarankan latihan jeda mental: sebelum merespons komentar menyakitkan atau email yang menekan, tarik napas dalam dan tanyakan pada diri sendiri—“Apakah ini hal yang bisa saya kendalikan? Apakah reaksi saya akan memperburuk atau memperbaiki keadaan?”

Ketenangan dalam berkomunikasi bukan berarti lemah. Justru itu menunjukkan pengendalian diri dan kebesaran jiwa, dua kualitas yang sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan dan kerja tim.

Etika Kerja: Kebajikan sebagai Tujuan, Bukan Keuntungan

Dalam Stoisisme, kebajikan adalah satu-satunya kebaikan sejati. Di tempat kerja, ini berarti menjalankan tugas dengan jujur, adil, dan bertanggung jawab—meski tidak selalu dihargai secara materi. Massimo Pigliucci menekankan pentingnya integritas pribadi sebagai fondasi dari kepuasan kerja sejati.

Daripada mengejar status atau pengakuan eksternal, Stoik modern mengarahkan kita untuk mengejar keunggulan moral dan keprofesionalan. Hasilnya bukan hanya produktivitas yang berkelanjutan, tetapi juga reputasi yang kuat dan rasa hormat dari orang lain.

Mengelola Tekanan dan Deadlines

Tenggat waktu, tuntutan klien, dan rapat bertubi-tubi adalah bagian dari realitas dunia kerja. Namun, Stoisisme membantu kita melihat tekanan bukan sebagai musuh, tetapi sebagai latihan disiplin mental. Pigliucci mengutip Marcus Aurelius, “Kesulitan adalah pelatih kehidupan, bukan musuh yang harus dihindari.”