Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Epictetus? Begini Penjelasan Massimo Pigliucci

- Cuplikan layar
Malang, WISATA – Dalam era modern yang penuh tekanan, kebisingan digital, dan ketidakpastian hidup, banyak orang mencari panduan spiritual yang praktis namun mendalam. Salah satu sosok yang kembali diangkat ke permukaan sebagai inspirasi hidup adalah Epictetus, filsuf Stoik dari abad pertama Masehi. Massimo Pigliucci, profesor filsafat sekaligus penulis buku How to Be a Stoic, telah menghidupkan kembali ajaran Epictetus dan menjadikannya relevan bagi manusia abad ke-21.
Melalui tulisan dan ceramahnya, Pigliucci menjelaskan bahwa pemikiran Epictetus bukan hanya untuk akademisi, tetapi untuk siapa saja yang ingin menjalani hidup dengan lebih tenang, rasional, dan bermakna.
Siapakah Epictetus?
Epictetus adalah seorang budak yang menjadi filsuf. Ia tidak menulis karya filsafat sendiri, tetapi ajarannya didokumentasikan oleh muridnya, Arrian, dalam dua karya utama: Discourses dan Enchiridion (Buku Pegangan). Filsafatnya menekankan kebebasan batin, pengendalian diri, dan kehidupan sesuai dengan kebajikan.
Dalam pandangan Epictetus, kita tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi di luar diri kita—cuaca, ekonomi, opini orang lain—tetapi kita sepenuhnya bertanggung jawab atas pikiran, penilaian, dan tindakan kita sendiri. Inilah inti dari apa yang dikenal sebagai “dikotomi kendali,” konsep yang kemudian diangkat kembali oleh Pigliucci sebagai fondasi kehidupan Stoik modern.
Pelajaran Penting dari Epictetus Menurut Pigliucci
1. Fokus pada Apa yang Bisa Dikendalikan