Stoisisme untuk Pemula: Panduan Praktis Berdasarkan Buku Massimo Pigliucci

- Cuplikan layar
Stoisisme mengajarkan pentingnya refleksi diri. Salah satu latihan yang disarankan Pigliucci adalah menuliskan pengalaman dan perasaan setiap malam. Dengan bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang sudah saya lakukan dengan baik hari ini?” dan “Apa yang bisa saya lakukan lebih baik besok?”, seseorang akan mampu memperbaiki karakter dan mengembangkan kebijaksanaan.
4. Jangan Takut kepada Kematian
Buku Pigliucci juga menghidupkan kembali konsep memento mori—ingat akan kematian. Merenungkan kematian bukanlah hal yang suram, melainkan pengingat untuk hidup dengan lebih bermakna. Dengan menyadari bahwa hidup memiliki batas waktu, kita terdorong untuk tidak menyia-nyiakan momen dan menjalani hidup dengan penuh perhatian.
5. Kebahagiaan Tidak Bergantung pada Dunia Luar
Stoisisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri, bukan dari pengakuan sosial, kekayaan, atau status. Pigliucci menekankan bahwa ketika seseorang bisa hidup sesuai dengan nilai-nilainya, itulah kebahagiaan sejati. Stoik bukan berarti pasif atau menyerah, melainkan aktif dalam mengendalikan diri dan menerima realitas dengan bijak.
6. Hadapi Emosi dengan Kesadaran
Stoisisme bukan berarti menekan emosi, melainkan memahami dan mengelolanya. Pigliucci menunjukkan bahwa kita bisa melatih diri untuk tidak bereaksi secara impulsif. Dengan waktu dan latihan, seseorang bisa memilih respons yang lebih rasional dan sesuai nilai-nilai Stoik.