Pendidikan Berbayar dan Dampaknya: Refleksi dari Pemikiran Socrates

- Image Creator/Handoko
Untuk mewujudkan pendidikan yang bermakna dan merata, pemerintah dan semua pemangku kepentingan perlu mengupayakan akses pendidikan berkualitas tanpa memandang latar belakang ekonomi. Program beasiswa, peningkatan mutu sekolah negeri, serta inovasi metode pembelajaran dapat menjadi solusi.
Kunci utama adalah menanamkan nilai-nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab dalam proses belajar, sehingga pendidikan bukan sekadar gelar yang dibeli, melainkan sebuah perjalanan pengetahuan dan pembentukan karakter.
Pendidikan Tanpa Uang: Masih Ada Harapan
Tidak sedikit contoh orang-orang sukses yang memperoleh pendidikan tanpa biaya besar, bahkan dengan usaha dan kerja keras sendiri. Mereka membuktikan bahwa pendidikan sejati adalah bagaimana seseorang mengolah ilmu yang didapat, bukan dari harga yang dibayarkan.
Socrates mengajak kita untuk menilai pendidikan bukan dari materi, tetapi dari bagaimana ia membentuk pribadi dan kontribusi seseorang bagi masyarakat.
Pemikiran Socrates tentang pendidikan yang diperoleh dengan uang mengingatkan kita agar tidak menilai pendidikan hanya dari aspek materi. Pendidikan sejati adalah proses transformasi diri yang membutuhkan komitmen, kejujuran, dan semangat belajar. Jika hanya mengandalkan uang, maka pendidikan tersebut bisa kehilangan makna dan bahkan merugikan.
Kita sebagai bangsa harus terus memperjuangkan pendidikan yang terjangkau, berkualitas, dan mampu menumbuhkan karakter kuat, demi masa depan Indonesia yang lebih baik.