Mark Tuitert: "Jangan Hidup untuk Menyenangkan Semua Orang. Hiduplah Setia pada Nilai-Nilaimu"

Mark Tuitert
Mark Tuitert
Sumber :
  • Cuplikan layar

Malang, WISATA – “Jangan hidup untuk menyenangkan semua orang. Hiduplah setia pada nilai-nilaimu.” Kutipan mendalam ini berasal dari Mark Tuitert, peraih medali emas Olimpiade asal Belanda sekaligus penulis buku inspiratif The Stoic Mindset. Di tengah tekanan sosial dan ekspektasi publik yang semakin tinggi, pesan Tuitert menjadi pengingat penting bagi siapa pun yang tengah kehilangan arah dalam hidupnya.

Sebagai atlet kelas dunia yang pernah berada di puncak kejayaan, Tuitert memahami betapa besar godaan untuk menjalani hidup berdasarkan pengakuan dan validasi dari orang lain. Namun seiring waktu, ia menemukan bahwa ketenangan sejati justru datang dari keberanian untuk hidup setia pada nilai-nilai diri sendiri—bukan dari pujian atau tepuk tangan publik.

Mengapa Kita Tidak Bisa Menyenangkan Semua Orang

Dalam wawancara dengan berbagai media internasional, Tuitert menjelaskan bahwa hidup untuk menyenangkan semua orang adalah jalan yang melelahkan dan tidak berujung. "Ketika kamu mencoba menjadi segalanya bagi semua orang, kamu kehilangan dirimu sendiri," ujarnya.

Filosofi Stoik yang ia pelajari dan praktikkan selama bertahun-tahun menekankan pentingnya membedakan antara apa yang dapat kita kendalikan dan apa yang tidak. Pendapat orang lain, ekspektasi sosial, hingga penilaian dunia luar adalah hal-hal di luar kendali kita. Satu-satunya hal yang dapat kita atur adalah respons dan nilai-nilai pribadi.

Filosofi Stoik dalam Kehidupan Sehari-hari

Stoikisme, filsafat yang berasal dari Yunani Kuno, telah menjadi panduan bagi banyak tokoh besar sepanjang sejarah—dari kaisar Romawi Marcus Aurelius hingga pemimpin bisnis modern. Mark Tuitert menjadi salah satu figur kontemporer yang merevitalisasi filosofi ini dalam konteks kehidupan masa kini.

Dalam The Stoic Mindset, Tuitert menulis, “Saat kamu tahu apa yang kamu yakini, kamu tidak akan goyah oleh opini orang lain. Kamu akan tetap teguh meski dunia berubah arah.”

Nilai-nilai yang dimaksud oleh Tuitert bukan sekadar prinsip moral universal, tetapi juga hal-hal yang secara pribadi bermakna bagi setiap individu. Bisa berupa integritas, kesederhanaan, kejujuran, atau komitmen terhadap keluarga. Yang penting, seseorang harus hidup dalam harmoni dengan prinsip itu, bukan dengan tren sesaat atau tekanan luar.

Dampak Media Sosial terhadap Keseimbangan Diri

Di era digital, di mana media sosial memainkan peran besar dalam membentuk persepsi diri, banyak orang tanpa sadar menjalani hidup berdasarkan ‘likes’ dan komentar. Fenomena ini menciptakan tekanan sosial yang luar biasa—seolah-olah kebahagiaan dan harga diri bergantung pada pujian publik.

Tuitert melihat bahaya dalam kecenderungan ini. “Kamu tidak bisa hidup sehat jika setiap langkahmu dikendalikan oleh harapan orang lain. Kamu akan terjebak dalam lingkaran tanpa akhir,” tulisnya.

Dengan menekankan pentingnya nilai pribadi, ia mengajak pembacanya untuk membangun fondasi kehidupan yang lebih stabil dan autentik.

Kisah Perjalanan Hidup yang Membentuk Pandangan

Mark Tuitert tidak serta-merta sampai pada pemahaman ini tanpa perjuangan. Perjalanan kariernya sebagai atlet dipenuhi dengan tekanan, cedera, dan kekecewaan. Namun justru di masa-masa sulit itulah ia menemukan nilai-nilai yang benar-benar berarti.

Ia memilih pensiun lebih awal dari dunia olahraga, bukan karena menyerah, tetapi karena ia ingin hidup lebih jujur terhadap dirinya sendiri. “Kadang-kadang, keputusan terbaik bukan yang paling populer, tapi yang paling sesuai dengan suara hati,” ujarnya.

Kini, ia fokus pada pengembangan mentalitas tangguh melalui tulisan, pelatihan, dan seminar. Ia menginspirasi banyak orang untuk berhenti mengejar validasi eksternal dan mulai membangun kehidupan yang selaras dengan nilai sejati.

Tips Hidup Setia pada Nilai Diri

Tuitert membagikan beberapa cara praktis untuk menjaga integritas nilai dalam kehidupan sehari-hari:

1.     Kenali Nilai Intimu
Tanyakan pada diri sendiri: Apa yang paling penting bagimu? Apa yang kamu anggap benar bahkan ketika tidak ada yang melihat?

2.     Jangan Takut Tidak Disukai
Kamu tidak bisa menyenangkan semua orang, dan itu tidak apa-apa. Nilai pribadi lebih penting daripada popularitas sesaat.

3.     Berani Berkata "Tidak"
Menolak permintaan yang bertentangan dengan nilai dirimu bukan tindakan egois, tapi bentuk ketegasan.

4.     Evaluasi Diri Secara Berkala
Setiap minggu, tinjau kembali tindakanmu. Apakah kamu masih berjalan searah dengan prinsip yang kamu yakini?

5.     Pilih Lingkungan yang Mendukung
Bertemanlah dengan orang-orang yang menghargai integritas dan tidak memaksamu untuk berpura-pura menjadi orang lain.

Makna Keberhasilan Menurut Tuitert

Dalam pandangan Tuitert, keberhasilan bukan hanya tentang pencapaian materi atau popularitas, tetapi tentang hidup dalam kejujuran terhadap diri sendiri. “Sukses sejati adalah bisa tidur dengan tenang karena kamu tahu kamu tidak mengkhianati nilai-nilai hatimu,” katanya.

Pesan ini sangat relevan, terutama di tengah masyarakat yang makin terobsesi pada pencapaian luar. Ia mengingatkan bahwa hidup bukanlah tentang panggung, melainkan tentang fondasi.

Penutup: Saatnya Hidup Berdasarkan Nilai, Bukan Opini

Kutipan “Jangan hidup untuk menyenangkan semua orang. Hiduplah setia pada nilai-nilaimu.” bukan sekadar nasihat bijak. Ia adalah seruan untuk membangun hidup yang lebih autentik, jujur, dan damai. Di tengah dunia yang ramai, menjadi tenang dan setia pada nilai-nilai pribadi adalah bentuk keberanian sejati.

Mark Tuitert membuktikan bahwa ketenangan batin dan keberhasilan dapat berjalan beriringan—selama kita berani jujur pada diri sendiri.