René Descartes: “Kemampuan Bernalar adalah Satu-satunya Hal yang Membedakan Manusia dari Binatang”

René Descartes
René Descartes
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA René Descartes, filsuf dan ilmuwan legendaris asal Prancis yang dikenal sebagai Bapak Filsafat Modern, kembali menjadi sorotan melalui kutipan terkenalnya: Kemampuan bernalar adalah satu-satunya hal yang membedakan manusia dari binatang.” Ungkapan ini mencerminkan keyakinan Descartes bahwa akal budi manusia merupakan inti dari eksistensinya dan menjadi pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya.

Kutipan tersebut berasal dari kerangka pemikiran Descartes yang menempatkan rasionalitas sebagai puncak pencapaian manusia. Dalam pandangannya, sekalipun hewan memiliki kemampuan bergerak, merasakan, dan bahkan “berkomunikasi” dalam bentuknya sendiri, mereka tidak memiliki kapasitas untuk bernalar, menganalisis, atau mengambil keputusan berdasarkan logika sebagaimana manusia.

Rasionalitas sebagai Sumber Martabat Manusia

Dalam Discourse de la Méthode (1637), René Descartes mengemukakan bahwa kemampuan untuk berpikir secara rasional merupakan fondasi dari pengetahuan dan keberadaan. Dengan menyatakan Cogito, ergo sum (Aku berpikir, maka aku ada), Descartes memperlihatkan bahwa berpikir adalah aktivitas mendasar manusia. Oleh karena itu, kemampuan bernalar bukan hanya atribut tambahan, melainkan esensi manusia itu sendiri.

Menurut Descartes, rasionalitas memungkinkan manusia membedakan kebenaran dari kepalsuan, menyusun argumen, mengembangkan ilmu pengetahuan, dan bahkan memahami moralitas. Tanpa akal, manusia akan terperangkap dalam naluri belaka seperti binatang lain.

Perspektif Biologi dan Filsafat Modern

Meskipun Descartes hidup pada abad ke-17, gagasannya tentang perbedaan antara manusia dan binatang masih menjadi bahan diskusi dalam filsafat dan ilmu pengetahuan modern. Dalam ilmu biologi kontemporer, memang terdapat pengakuan bahwa beberapa spesies hewan memiliki bentuk kecerdasan tertentu. Namun, kapasitas manusia dalam membentuk konsep abstrak, bahasa, dan logika masih dianggap unik.