Aristoteles: “Tidak Ada Jenius Besar Tanpa Sedikit Sentuhan Kegilaan”

- Handoko/Istimewa
Indonesia saat ini berada di persimpangan sejarah. Revolusi teknologi digital, perubahan iklim, dan dinamika geopolitik menuntut inovasi cepat dan tepat. Namun inovasi tidak datang dari orang yang selalu bermain aman. Butuh keberanian untuk mencoba hal baru, berani gagal, dan berpikir berbeda.
Menurut Aristoteles, tanpa keberanian “gila” itu, tidak akan ada kemajuan besar. Ini berarti Indonesia harus menciptakan ruang bagi orang-orang yang punya ide unik, berani mengambil risiko, dan tidak takut gagal. Ekosistem inovasi yang mendukung kebebasan berkreasi dan eksperimen sangat penting.
Tantangan Menerima “Kegilaan” di Budaya Kita
Budaya kita yang cenderung mengutamakan keseragaman dan keharmonisan kadang membuat ide-ide baru sulit diterima. Seringkali orang yang punya ide berbeda dianggap aneh, bahkan ditolak. Padahal, inovasi justru lahir dari ketidaksamaan itu.
Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan perubahan mindset di lingkungan pendidikan, perusahaan, dan pemerintahan. Menghargai kreativitas, memberi ruang eksperimen, serta menerima kegagalan sebagai bagian proses adalah langkah penting agar “sentuhan kegilaan” bisa berkembang dan melahirkan genius baru.
Peran Pendidikan dalam Membentuk Jenius dengan Sentuhan Kegilaan
Pendidikan Indonesia juga harus beradaptasi. Kurikulum yang menekankan hafalan dan kepatuhan harus mulai bergeser ke pengembangan kreativitas dan berpikir kritis. Anak-anak perlu didorong untuk bereksperimen, berimajinasi, dan tidak takut mencoba hal baru meski terlihat “gila”.