"Well Begun is Half Done" Mengawali dengan Baik adalah Separuh Keberhasilan: Pesan Abadi Aristoteles

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta , WISATA — "Well begun is half done", atau dalam bahasa Indonesia berarti “Awal yang baik adalah separuh dari keberhasilan”, merupakan kutipan bijak dari filsuf besar Yunani, Aristoteles. Kalimat sederhana ini, meski berasal dari lebih dua ribu tahun lalu, masih relevan dan sarat makna dalam berbagai aspek kehidupan masa kini, termasuk di Indonesia yang sedang menuju transformasi besar dalam bidang teknologi, pendidikan, ekonomi, dan pemerintahan.

Kita hidup di tengah era yang berubah dengan sangat cepat. Teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), dan globalisasi menuntut Indonesia untuk bergerak cepat. Dalam konteks ini, memulai dengan baik adalah kunci yang tidak bisa ditawar. Baik dalam menyusun kebijakan, membangun infrastruktur, menciptakan inovasi, maupun membentuk karakter bangsa.

Awal yang Baik dalam Pendidikan

Pendidikan adalah fondasi kemajuan bangsa. Jika kita ingin menciptakan generasi emas Indonesia di tahun 2045, maka titik awalnya harus dibangun sejak sekarang — bahkan sejak anak-anak masih berada di dalam kandungan. Pemerintah telah menggulirkan berbagai program seperti pendidikan inklusif, kurikulum Merdeka Belajar, hingga penguatan digitalisasi sekolah.

Namun, sebagaimana dikatakan Aristoteles, semua harus dimulai dengan langkah awal yang benar. Pelatihan guru, akses terhadap internet, buku bacaan yang relevan dan berkualitas, serta pembentukan karakter melalui pendidikan moral harus menjadi bagian dari awal yang baik ini. Sebab bila salah langkah di awal, maka upaya selanjutnya akan menjadi berat atau bahkan sia-sia.

Awal yang Baik dalam Transformasi Digital

Indonesia tengah gencar mendorong digitalisasi di berbagai sektor, mulai dari UMKM, pelayanan publik, hingga industri manufaktur. Transformasi digital ini adalah keniscayaan. Namun, sebagaimana pesan Aristoteles, perubahan besar ini hanya akan berhasil jika diawali dengan perencanaan matang dan langkah awal yang kuat.

Misalnya, membangun infrastruktur internet di seluruh pelosok negeri adalah salah satu bentuk ‘awal yang baik’. Tanpa koneksi internet yang stabil, mimpi tentang pemerataan ekonomi digital hanya akan menjadi wacana. Selain itu, literasi digital juga penting. Masyarakat harus dibekali dengan pemahaman bagaimana menggunakan teknologi secara aman, produktif, dan bertanggung jawab.

Awal yang Baik dalam Tata Kelola Pemerintahan

Pemerintahan yang bersih, transparan, dan melayani adalah impian setiap warga negara. Untuk mencapainya, maka sistem birokrasi harus dirombak dari akar. Awalnya harus dibangun dengan niat yang kuat dan komitmen tinggi terhadap integritas.

Reformasi birokrasi, sistem e-government, dan penggunaan teknologi AI dalam pelayanan publik hanyalah alat. Jika niat awalnya tidak baik — misalnya untuk mencari keuntungan pribadi atau melindungi kepentingan kelompok tertentu — maka hasil akhirnya tidak akan membawa kebaikan bagi masyarakat.

Aristoteles mengajarkan bahwa karakter seseorang atau sebuah institusi terlihat dari cara ia memulai sesuatu. Maka dari itu, tata kelola pemerintahan yang baik harus dimulai dari rekrutmen pejabat yang jujur, sistem pengawasan yang ketat, serta transparansi dalam pengambilan keputusan.

Awal yang Baik dalam Pengembangan UMKM

UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2024 menyebutkan bahwa UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB nasional dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja.

Namun banyak UMKM yang gagal berkembang bukan karena produknya buruk, melainkan karena tidak memiliki strategi awal yang jelas. Mulai dari branding, riset pasar, hingga pengelolaan keuangan sering kali diabaikan. Ini membuktikan bahwa tanpa awal yang baik, keberhasilan jangka panjang sulit diraih.

Program pelatihan, inkubasi bisnis, dan akses pembiayaan harus dirancang untuk membangun dasar yang kuat bagi UMKM. Pemerintah dan swasta bisa bekerja sama dalam hal ini, agar para pelaku UMKM tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh secara berkelanjutan.

Awal yang Baik dalam Kehidupan Pribadi

Tidak hanya dalam konteks kebijakan publik atau sektor ekonomi, kutipan Aristoteles juga menyentuh aspek kehidupan pribadi. Dalam membentuk keluarga, karier, atau kebiasaan sehari-hari, langkah awal sering kali menentukan arah hidup seseorang.

Misalnya, memulai hari dengan sikap positif, sarapan sehat, dan doa atau meditasi bisa menjadi bentuk ‘awal yang baik’ yang membawa dampak besar sepanjang hari. Atau ketika seseorang memulai usaha baru dengan niat memberi manfaat kepada orang lain, bukan hanya mengejar untung, maka usaha itu cenderung lebih tahan banting.

Tantangan Awal di Indonesia dan Upaya Mengatasinya

Indonesia tentu tidak lepas dari tantangan di tahap awal. Mulai dari birokrasi yang lambat, kurangnya data akurat, keterbatasan anggaran, hingga mentalitas "asal jalan" yang kerap merusak potensi jangka panjang. Namun, seperti kata Aristoteles, ketika kita menyadari pentingnya awal yang baik, maka setengah dari masalah telah selesai.

Salah satu contoh nyata adalah program "Indonesia Maju" yang dicanangkan oleh pemerintah. Di balik berbagai kritik yang muncul, kita bisa melihat adanya niat untuk memulai sesuatu yang lebih baik: pembangunan berkeadilan, pemerataan akses digital, hingga reformasi pendidikan. Bila semua elemen bangsa mendukung dengan semangat awal yang positif dan penuh integritas, maka hasilnya akan lebih bermakna.

Kesimpulan: Menjadi Bangsa yang Siap Melangkah dengan Awal yang Baik

Indonesia memiliki segala potensi untuk menjadi negara besar dan berpengaruh di dunia. Sumber daya alam melimpah, jumlah penduduk produktif yang besar, dan budaya gotong royong yang kuat menjadi modal luar biasa. Namun semua itu akan sia-sia jika tidak dimulai dengan benar.

Seperti yang diajarkan Aristoteles lebih dari dua ribu tahun lalu, “Well begun is half done.” Kita harus menjadikannya sebagai prinsip dalam setiap tindakan: mulai dengan niat baik, perencanaan matang, dan semangat kolaborasi. Karena separuh keberhasilan ada pada langkah pertama.

Masa depan Indonesia bukan ditentukan oleh apa yang kita miliki, tetapi oleh bagaimana kita memulainya. Jika awalnya benar, maka arah yang kita tuju akan lebih mudah dicapai — baik dalam skala individu, organisasi, maupun sebagai bangsa yang besar.