Dari Plato ke Kristus: Jalan Panjang Agustinus Menemukan Tuhan

Agustinus dari Hippo (354–430 M)
Agustinus dari Hippo (354–430 M)
Sumber :
  • Image Creator Grok /Handoko

Salah satu warisan terbesar Agustinus adalah kemampuannya menjembatani dua dunia: dunia filsafat Yunani dan dunia teologi Kristen. Ia meyakini bahwa iman dan rasio harus berjalan bersama. "Saya percaya agar saya dapat memahami, dan saya memahami agar saya dapat lebih percaya," tulisnya.

Dengan sintesis ini, Agustinus tidak hanya memengaruhi teologi Kristen abad pertengahan, tetapi juga meletakkan dasar bagi pemikiran filsafat Barat modern.

Dampak dan Warisan Agustinus

Pemikiran Agustinus terus hidup hingga kini. Ia memengaruhi tokoh-tokoh besar seperti Thomas Aquinas, Martin Luther, hingga Immanuel Kant. Bahkan di era digital ini, konsep-konsepnya tentang kehendak bebas, waktu, dan hati manusia yang gelisah masih relevan dalam menjawab kegelisahan manusia modern.

Agustinus tidak pernah menyuruh orang meninggalkan akal budi. Sebaliknya, ia mengajak setiap orang untuk menggunakannya dalam terang iman. Dengan begitu, ia membuktikan bahwa spiritualitas yang otentik tidak menghindari intelektualitas, melainkan justru memperkayanya.

Kesimpulan: Perjalanan yang Menyatu dalam Kebenaran

Dari Plato ke Kristus, Agustinus menapaki perjalanan yang panjang dan penuh refleksi. Ia menemukan bahwa kebenaran bukan hanya ide yang abstrak, tapi juga pribadi yang hidup. Dalam Kristus, ia menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terdalamnya—jawaban yang tidak hanya memuaskan akalnya, tetapi juga menenangkan jiwanya.