Nenek Moyang Manusia Hampir Punah 930.000 Tahun yang Lalu, Bagaimana Mereka Mengatasinya?

- thebrighterside.news
FitCoal merekonstruksi ukuran populasi kuno secara akurat dengan menganalisis ribuan genom modern. Dalam studi ini, para peneliti menggunakan data genom dari 3.154 individu masa kini yang mencakup 50 populasi berbeda di seluruh dunia.
Analisis data genetika mengungkap sesuatu yang mengejutkan--kemacetan parah dan berkepanjangan yang hampir membawa manusia menuju kepunahan.
Sekitar 930.000 hingga 813.000 tahun yang lalu, nenek moyang kita mengalami perubahan lingkungan yang drastis yang memusnahkan jumlah mereka. Selama periode 117.000 tahun ini, rata-rata hanya 1.280 individu yang berhasil berkembang biak--jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan populasi global saat ini.
Temuan dramatis ini menjelaskan kesenjangan signifikan dalam catatan fosil dari Afrika dan Eurasia selama masa itu. Giorgio Manzi, seorang antropolog di Universitas Sapienza Roma dan penulis senior penelitian tersebut, menjelaskan, “Kesenjangan dalam catatan fosil Afrika dan Eurasia dapat dijelaskan oleh kemacetan ini di Zaman Batu Awal. Secara kronologis, hal ini bertepatan dengan hilangnya bukti fosil secara signifikan.”
Mengapa kemacetan ini terjadi? Penelitian tersebut menunjukkan adanya perubahan iklim yang parah, termasuk zaman es yang parah dan kekeringan yang berkepanjangan. Kondisi ekstrem ini kemungkinan memusnahkan sumber makanan, menghancurkan habitat dan membuat kelangsungan hidup hampir mustahil. Populasi kecil yang tersisa tidak hanya harus bertahan hidup dari ancaman sehari-hari tetapi juga berjuang untuk mempertahankan keragaman genetik, yang penting bagi generasi mendatang yang sehat.
Kemacetan kuno ini berdampak dramatis pada genetika manusia. Sekitar 66% keanekaragaman genetik hilang, yang secara signifikan mengubah kumpulan gen kita. Yang menarik, para ilmuwan juga menemukan bahwa periode yang sulit ini menyebabkan perubahan genetik yang krusial. Salah satu peristiwa penting melibatkan penggabungan dua kromosom leluhur, yang menciptakan apa yang sekarang kita sebut kromosom 2. Perubahan ini berpotensi berkontribusi pada divergensi manusia modern dari Neanderthal dan Denisova, yang membentuk arah evolusi manusia.
Selama masa kemacetan ini, seleksi alam kemungkinan memainkan peran penting, mendorong manusia untuk mengembangkan sifat-sifat yang sesuai dengan kondisi bertahan hidup yang ekstrem. Para peneliti percaya bahwa periode ini dapat mempercepat evolusi otak, memengaruhi sifat-sifat yang mendefinisikan kita saat ini, seperti kemampuan kognitif tingkat lanjut dan struktur sosial yang kompleks.