Belanda Kewalahan: Bagaimana Pemerintah Kolonial Gagal Menekan Perlawanan

Ilustrasi Perang Jawa
Ilustrasi Perang Jawa
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Beberapa faktor yang membuat strategi Belanda tidak efektif:

  • Pasukan kolonial terbiasa bertempur di medan datar seperti di Eropa, sementara medan perang di Jawa penuh dengan hutan lebat, sungai berliku, dan perbukitan terjal.
  • Mereka mengandalkan artileri berat dan formasi infanteri, tetapi pasukan Diponegoro menggunakan strategi gerilya yang cepat dan fleksibel.
  • Mereka gagal memahami pola serangan mendadak yang dilakukan pasukan pribumi, sehingga sering kali kalah dalam pertempuran kecil yang terus berulang.

Setiap kali Belanda berusaha menekan perlawanan, pasukan Diponegoro selalu berhasil melarikan diri ke daerah-daerah terpencil dan kembali menyerang di tempat lain. Ini menyebabkan perang terus berlanjut tanpa ada kemenangan yang jelas di pihak Belanda.

2. Kesulitan Logistik dan Jalur Komunikasi yang Terganggu

Perang Jawa tidak hanya memakan banyak tenaga dan persenjataan, tetapi juga membebani logistik Belanda.

Pasukan Belanda membutuhkan suplai makanan, amunisi, dan perlengkapan perang yang terus-menerus dikirim dari Batavia dan kota-kota besar lainnya. Namun, pasukan Diponegoro menggunakan strategi memutus jalur logistik dengan cara:

  • Menyerang pos-pos penjagaan dan gudang penyimpanan perbekalan milik Belanda.
  • Menghancurkan jembatan dan jalan utama untuk menghambat pergerakan pasukan musuh.
  • Menguasai jalur sungai dan mencegat kapal-kapal yang membawa suplai untuk Belanda.

Dengan jalur komunikasi yang terganggu dan pasokan yang tersendat, pasukan Belanda sering kali kehabisan logistik sebelum mereka bisa mencapai medan perang yang sebenarnya. Ini menyebabkan banyak serangan mereka gagal total dan terpaksa mundur.