Kaum Sofis: Influencer Pertama Dunia yang Mengubah Sejarah Pemikiran

Protagoras dan Kaum Sofis
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam sejarah panjang peradaban manusia, Yunani Kuno dikenal sebagai salah satu pusat lahirnya pemikiran filsafat yang memengaruhi dunia hingga saat ini. Di antara para filsuf besar seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles, terdapat kelompok pemikir yang sering kali menuai kontroversi, yakni kaum Sofis. Meski dianggap oleh sebagian kalangan sebagai penyebar manipulasi dan relativisme, mereka juga merupakan pelopor dalam seni persuasi dan retorika, menjadikan mereka layaknya influencer pertama di dunia.

Siapa Kaum Sofis?

Kaum Sofis adalah kelompok intelektual yang muncul pada abad ke-5 SM di Yunani Kuno. Mereka dikenal sebagai guru bayaran yang mengajarkan berbagai keterampilan, terutama dalam bidang retorika, politik, dan etika. Nama "Sofis" sendiri berasal dari kata Yunani sophos, yang berarti "bijak" atau "cerdas." Berbeda dengan filsuf lainnya yang mengejar kebenaran universal, kaum Sofis lebih menekankan kemampuan untuk meyakinkan orang lain, terlepas dari apakah argumen mereka benar atau salah.

Protagoras, salah satu tokoh Sofis terkemuka, dikenal dengan pernyataannya yang terkenal, "Manusia adalah ukuran dari segala sesuatu." Pandangan ini mencerminkan relativisme yang menjadi inti ajaran kaum Sofis, di mana kebenaran dianggap subjektif dan tergantung pada perspektif individu.

Kaum Sofis Sebagai Influencer Pertama

Jika kita melihat dunia modern, kaum Sofis dapat dikatakan sebagai cikal bakal dari apa yang kini dikenal sebagai influencer. Seperti influencer masa kini yang menggunakan media sosial untuk menyampaikan gagasan dan memengaruhi opini publik, kaum Sofis menggunakan kemampuan berbicara di depan umum untuk memengaruhi khalayak luas. Mereka sering kali diundang untuk berbicara di berbagai forum publik, dan jasa mereka dihargai sangat mahal oleh para bangsawan dan politisi Yunani.

Kekuatan kaum Sofis terletak pada kemampuan mereka untuk mengemas pesan dengan cara yang menarik dan persuasif. Dalam konteks demokrasi Athena yang mengutamakan debat publik, keterampilan berbicara di depan umum menjadi alat penting untuk meraih kekuasaan dan pengaruh.