Mengapa Stonehenge pada Akhirnya Gagal dalam Menemukan Teori Baru tentang Asal-usulnya
- news.artnet.com/Andre Pattenden
Namun, pada akhir rangkaian pembangunan lima tahap Stonehenge, populasi Neolitikum Inggris yang terisolasi tampaknya telah tergantikan sebagian besar. Sebagai upaya penyatuan, Stonehenge pada akhirnya gagal.
Telah diketahui sejak lama bahwa batu-batu itu berasal dari jarak lebih dari 12 mil, tetapi hubungan jarak jauh tersebut memperkuat teori bahwa Stonehenge memiliki tujuan pemersatu di Inggris kuno.
Fakta bahwa semua batunya berasal dari daerah yang jauh, menjadikannya unik di antara lebih dari 900 lingkaran batu di Inggris, menunjukkan bahwa lingkaran batu tersebut mungkin memiliki tujuan politik sekaligus agama, sebagai monumen pemersatu bagi masyarakat Inggris.
Teori-teori terkemuka tentang Stonehenge menyatakan bahwa tempat itu mungkin merupakan situs penting keagamaan, sebuah observatorium kuno, atau kalender matahari. Namun, teori terbaru menunjukkan kemungkinan adanya dimensi yang lebih pragmatis dan modern pada Stonehenge.
Kesamaan dalam arsitektur dan budaya material antara daerah Stonehenge dan Skotlandia utara kini lebih masuk akal. Hal ini membantu memecahkan teka-teki mengapa tempat-tempat yang jauh ini memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang mungkin pernah diduga.