Marcus Aurelius: Bagaimana Seorang Kaisar Menulis 'Panduan Hidup' Abadi?
- Rajkhumar
Jakarta, WISATA - Di tengah gejolak Kekaisaran Romawi, seorang pemimpin muncul dengan warisan yang melampaui politik dan militer. Marcus Aurelius, Kaisar Romawi abad ke-2, bukan hanya seorang penguasa, tetapi juga filsuf Stoik yang menulis salah satu karya paling inspiratif sepanjang masa, The Meditations. Buku ini adalah refleksi pribadinya tentang kehidupan, kebajikan, dan bagaimana menghadapi tantangan dengan bijaksana. Bagaimana seorang Kaisar Romawi mampu menciptakan "panduan hidup" yang relevan hingga hari ini?
Kehidupan Marcus Aurelius
Marcus Aurelius lahir pada tahun 121 M dalam keluarga bangsawan Romawi. Sejak usia muda, ia menunjukkan minat mendalam pada filsafat, terutama Stoisisme. Setelah diadopsi oleh Kaisar Antoninus Pius, Marcus menjadi pewaris tahta dan memimpin Kekaisaran Romawi dari tahun 161 hingga 180 M.
Meskipun menghadapi perang, wabah, dan konflik internal, Marcus tetap memegang teguh prinsip-prinsip Stoik. Dalam The Meditations, ia mencatat pemikirannya sebagai panduan bagi dirinya sendiri untuk menjalani hidup yang bermakna.
Isi dan Makna The Meditations
The Meditations adalah kumpulan catatan pribadi yang ditulis Marcus selama masa pemerintahannya. Buku ini bukan ditujukan untuk publikasi, melainkan sebagai refleksi pribadi.
1. Ketenangan di Tengah Kekacauan
Marcus mengajarkan pentingnya menjaga ketenangan di tengah tekanan. Ia menulis, "Hidup ini seperti festival; nikmati momen yang ada."