Kisah Marcus Aurelius: Filosofi Kehidupan dari Kaisar Romawi

Marcus Aurelius Tokoh Populer Stoicism
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Marcus Aurelius mengadopsi ajaran ini sepenuhnya. Dalam The Meditations, ia sering merenungkan pentingnya hidup dengan kebijaksanaan dan keadilan. Salah satu kutipan terkenalnya berbunyi, “Waste no more time arguing about what a good man should be. Be one.” ("Jangan buang waktu lagi untuk berdebat tentang bagaimana seharusnya menjadi orang baik. Jadilah orang baik.") Kutipan ini mencerminkan fokus Marcus pada tindakan nyata daripada sekadar kata-kata.

Praktik Stoik yang diterapkan Marcus termasuk premeditation of adversity (mempersiapkan diri menghadapi kesulitan) dan contemplation of death (merenungkan kefanaan). Ia percaya bahwa menghadapi realitas kehidupan dengan ketenangan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati.

Kepemimpinan Marcus Aurelius

Sebagai Kaisar Romawi, Marcus menghadapi banyak tantangan, termasuk perang, wabah penyakit, dan konflik internal. Salah satu ujian terberat dalam masa pemerintahannya adalah Perang Marcomanni, serangkaian konflik dengan suku-suku Jermanik di perbatasan utara Kekaisaran Romawi. Meskipun menghadapi tekanan besar, Marcus tetap berpegang pada prinsip-prinsip Stoik, menunjukkan keteguhan dan keadilan dalam setiap keputusan.

Marcus juga dikenal karena reformasi sosialnya. Ia bekerja untuk meningkatkan hak-hak perempuan, anak-anak, dan budak, sebuah langkah progresif yang jarang dilakukan oleh pemimpin pada zamannya. Namun, keputusan Marcus untuk menunjuk putranya, Commodus, sebagai penerusnya sering menjadi bahan kritik. Banyak yang menganggap Commodus tidak memiliki kualitas seorang pemimpin, dan pemerintahannya kemudian dipandang sebagai awal kemunduran Kekaisaran Romawi.

Warisan The Meditations

The Meditations ditulis Marcus sebagai catatan pribadi, bukan untuk diterbitkan. Namun, karya ini telah menjadi salah satu teks paling berpengaruh dalam sejarah filsafat. Buku ini menawarkan wawasan mendalam tentang bagaimana seseorang dapat menghadapi kehidupan dengan keberanian, ketenangan, dan kebijaksanaan.