Thales dan Revolusi Sains: Dari Ramalan Gerhana hingga Teori Asal-Usul Kehidupan

Thales Filsuf dan Matematikawan
Sumber :
  • Image Creator/handoko

Malang, WISATA - Thales dari Miletus, yang sering disebut sebagai filsuf pertama dalam tradisi Barat, tidak hanya berkontribusi pada dunia filsafat, tetapi juga memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains. Dari meramalkan gerhana matahari hingga mengajukan teori asal-usul kehidupan, pemikirannya menciptakan revolusi dalam cara kita memandang dunia. Artikel ini akan membahas bagaimana Thales mengubah cara manusia memahami alam semesta melalui pendekatan ilmiah yang didasari oleh pengamatan dan akal budi.

Thales dan Ramalan Gerhana: Kejadian Astronomi yang Mengguncang Dunia Kuno

Salah satu pencapaian paling terkenal dari Thales adalah ramalan gerhana matahari yang terjadi pada tahun 585 SM. Di masa itu, pengetahuan tentang astronomi masih sangat terbatas, dan fenomena alam seperti gerhana matahari sering dianggap sebagai tanda-tanda dari para dewa. Namun, Thales mampu memprediksi gerhana ini dengan menggunakan pengamatan astronomis dan pengetahuan tentang pergerakan langit.

Kejadian ini tidak hanya menunjukkan kemampuan Thales dalam memprediksi fenomena alam, tetapi juga menegaskan pendekatannya yang rasional dalam memandang dunia. Gerhana matahari yang diprediksi oleh Thales membuktikan bahwa alam semesta bisa dipahami melalui pengamatan dan perhitungan, bukan melalui tafsiran mitos. Pencapaian ini menjadi tonggak awal dalam pengembangan astronomi sebagai ilmu pengetahuan.

Teori Asal-Usul Kehidupan: Air Sebagai Elemen Dasar

Thales juga dikenal karena pandangannya yang revolusioner tentang asal-usul kehidupan. Ia mengajukan teori bahwa air adalah elemen dasar yang membentuk segala sesuatu di alam semesta. Menurutnya, air adalah unsur pertama yang ada dan dari sanalah segala sesuatu berasal. Pandangan ini menggantikan keyakinan bahwa alam semesta diciptakan oleh dewa-dewa atau kekuatan gaib.

Dalam pandangan Thales, air tidak hanya penting sebagai sumber kehidupan, tetapi juga sebagai elemen yang mampu berubah bentuk dan bertransformasi menjadi segala sesuatu. Teori ini menciptakan pemahaman baru tentang bagaimana alam semesta berfungsi, dan menjadi landasan bagi perkembangan pemikiran ilmiah dan filsafat yang lebih rasional.