Warisan Socrates: Dari Yunani Kuno hingga Perjuangan Kebebasan Ekspresi di Dunia Modern

Socrates di Tengah Warga
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Socrates, seorang filsuf Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM, tetap menjadi ikon dalam diskusi kebebasan berpikir dan berekspresi. Lebih dari 2.400 tahun setelah kematiannya, pengaruhnya terus terasa dalam upaya melindungi kebebasan berbicara di seluruh dunia. Perjuangan Socrates melawan dogma, konformitas, dan kekuasaan memberikan inspirasi abadi dalam mempertahankan kebebasan intelektual dan hak asasi manusia.

Socrates: Pemikir yang Menantang Status Quo

Metode Socrates yang terkenal, yaitu dialog atau elenchos, adalah alat untuk memeriksa kebenaran melalui pertanyaan mendalam. Teknik ini tidak hanya mendorong individu untuk berpikir kritis, tetapi juga sering kali mengungkap kelemahan dalam keyakinan yang diterima secara umum. Namun, pendekatan Socrates yang berani ini membuatnya bertentangan dengan otoritas Athena.

Di era modern, metode Socratic sering digunakan dalam pendidikan, hukum, dan bahkan politik untuk mendorong diskusi yang sehat dan kritis. Konsep ini juga mendorong diskusi mengenai pentingnya melawan narasi yang mapan demi menemukan kebenaran yang sejati.

Kebebasan Berbicara: Dari Athena ke Dunia Kontemporer

Pengadilan dan eksekusi Socrates menjadi simbol bagaimana kekuasaan dapat membungkam suara-suara yang berbeda. Di Athena, ia dihukum mati dengan tuduhan "merusak generasi muda" dan "tidak mengakui dewa-dewa negara." Tuduhan ini mencerminkan ketakutan penguasa terhadap perubahan sosial yang dapat diinisiasi oleh pemikiran kritis.

Dalam dunia modern, perjuangan untuk kebebasan berbicara sering kali terinspirasi oleh kisah Socrates. Dari perjuangan melawan sensor di media hingga advokasi kebebasan akademik, prinsip-prinsip yang Socrates pertahankan tetap relevan. Contoh nyata adalah bagaimana pengadilan Socrates digunakan sebagai studi kasus untuk membela hak-hak individu melawan tirani kolektif.