Dari Republik ke Kekaisaran: Bagaimana Julius Caesar Menghancurkan Romawi dan Menjadi Legenda
- Handoko/Istimewa
Jakarta, WISATA - Julius Caesar dikenal sebagai tokoh besar dalam sejarah Romawi yang mengubah wajah republik menjadi kekaisaran, namun langkahnya yang ambisius juga membawa kehancuran pada tatanan republik yang telah berlangsung selama berabad-abad. Dari seorang jenderal yang cemerlang hingga diktator seumur hidup, Caesar meninggalkan jejak yang mendalam dan perdebatan panjang tentang dampaknya dalam sejarah.
Kebangkitan Caesar sebagai Pemimpin Militer
Caesar memulai kariernya di dunia militer dengan penuh ambisi. Dengan kecakapan strategisnya, ia berhasil memimpin pasukannya dalam perang besar di Galia, yang memberinya dukungan luar biasa dari militer dan kekayaan yang melimpah. Kemenangan ini membawa popularitas dan kekuasaan, yang akhirnya menimbulkan kecemburuan di kalangan elit Romawi, khususnya para senator.
Perjalanan Menuju Kekuasaan Mutlak
Kekuatan Caesar terus tumbuh hingga ia melawan Pompey, mantan sekutunya, dalam perang saudara yang sengit. Dengan kemenangan ini, Caesar menjadi penguasa tunggal Romawi. Ia memperkenalkan berbagai reformasi, mulai dari kalender Julian yang masih digunakan sampai sekarang hingga kebijakan sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, ambisinya untuk menjadi diktator seumur hidup menjadi ancaman besar bagi para senator yang merasa kehilangan kendali atas negara.
Pembunuhan di Ides of March
Pada 15 Maret 44 SM, yang kini dikenal sebagai "Ides of March," Caesar dibunuh oleh sekelompok senator yang dipimpin oleh Brutus dan Cassius. Mereka berusaha mengembalikan republik dan menghentikan ambisi Caesar yang dianggap membahayakan kebebasan Romawi. Namun, alih-alih mengembalikan kekuasaan kepada Senat, kematian Caesar justru membuka pintu bagi Augustus, yang akhirnya menjadi kaisar pertama Romawi.