Ambisi dan Kejatuhan Agrippina: Kisah Tragis Sang Permaisuri Romawi yang Dikhianati Putranya Sendiri

Agrippina
Sumber :
  • https://x.com/a_otama

Roma, WISATA – Dalam catatan sejarah Romawi, nama Agrippina kerap disebut sebagai sosok perempuan kuat, cerdas, dan penuh ambisi. Ia bukan sekadar permaisuri, tetapi juga seorang ibu yang memainkan peran sentral dalam dinamika kekuasaan Romawi. Namun, di balik segala strategi politik dan kekuasaan yang berhasil ia raih, Agrippina mengakhiri hidupnya dalam pengkhianatan paling pahit: dibunuh atas perintah anak kandungnya sendiri, Nero.

Tragedi Britannicus: Pewaris Sah Takhta yang Dikhianati Nero

Agrippina lahir dalam keluarga berdarah biru. Ibunya, Agrippina Senior, adalah cucu dari Kaisar Augustus, penguasa pertama Romawi yang legendaris. Ia juga merupakan saudari kandung dari Caligula, kaisar yang terkenal dengan kepemimpinannya yang kejam dan eksentrik. Latar belakang ini menempatkan Agrippina dalam lingkaran kekuasaan sejak muda, dan ia tidak menyia-nyiakan posisinya.

Sejak usia muda, Agrippina dikenal karena parasnya yang memikat serta kecerdasannya dalam memanipulasi keadaan. Ia menikah sebanyak empat kali, salah satunya dengan Gnaeus Domitius Ahenobarbus, dari pernikahan itulah ia melahirkan Lucius Domitius Ahenobarbus, yang kelak dikenal dunia sebagai Kaisar Nero. Setelah suaminya meninggal, Agrippina menggunakan seluruh pengaruh politik dan pesonanya untuk membangun jalan bagi masa depan anaknya.

Tragisnya Akhir Kaisar Claudius: Cinta Buta pada Agrippina Berujung Kematian

Langkah paling strategis yang ia ambil adalah menikahi pamannya sendiri, Kaisar Claudius, pada tahun 49 Masehi. Meskipun kontroversial, pernikahan ini memperkuat posisinya dalam kekuasaan dan membuka jalan bagi Nero untuk diangkat sebagai anak angkat sekaligus calon penerus takhta Romawi. Agrippina bahkan memaksa anak Claudius, Britannicus, mengalah dan menjodohkan putri Claudius dengan Nero untuk mempererat pengaruhnya.

Namun, kekuasaan yang begitu cepat diraih justru menjadi pisau bermata dua. Setelah Claudius wafat karena diracun—yang diduga kuat atas perintah Agrippina—Nero naik takhta pada usia 17 tahun. Di awal masa pemerintahannya, Nero banyak bergantung pada ibunya. Agrippina secara de facto mengendalikan kekaisaran Romawi dari balik tirai. Ia memegang pengaruh besar terhadap keputusan politik, militer, dan administrasi negara.

10 Kegilaan Kaisar Nero: Dari Meracuni Ayah Angkat hingga Membakar Roma

Sayangnya, kekuasaan terlalu lama berada di tangan Agrippina membuat Nero merasa terkekang. Ia mulai resah dengan dominasi ibunya. Ketegangan antara keduanya semakin memuncak ketika Agrippina menunjukkan ketertarikan untuk mengembalikan posisi Britannicus sebagai pewaris sah. Ini merupakan ancaman langsung bagi kekuasaan Nero.

Pada tahun 55 Masehi, Nero memerintahkan pembunuhan terhadap Britannicus. Setelah itu, ia perlahan-lahan mulai menghapus semua pengaruh ibunya dalam pemerintahan. Tahun 57 menjadi titik balik: Agrippina dicopot dari segala kekuasaan, diusir dari istana, dan diasingkan ke sebuah vila di Misenum, di tepi Teluk Napoli.

Halaman Selanjutnya
img_title