Sains dan Teknologi Zaman Keemasan Islam: Ketika Barat Belajar dari Muslim

Baghdad Mercusuar Kejayaan Ilmu Pengetahuan yang Mengubah Dunia
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Di saat Eropa terjebak dalam Abad Kegelapan, dunia Islam justru berada pada puncak kejayaannya. Pada masa Zaman Keemasan Islam (abad ke-8 hingga ke-14), umat Muslim menjadi pelopor dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Penemuan-penemuan yang diciptakan pada masa itu tidak hanya memajukan dunia Islam, tetapi juga membuka jalan bagi perkembangan sains di dunia Barat.

Bagaimana peradaban Barat belajar dari Muslim? Apa saja kontribusi ilmuwan Muslim yang menjadi fondasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern di dunia Barat? Artikel ini akan membahas bagaimana Zaman Keemasan Islam menjadi titik penting bagi kemajuan sains dan teknologi dunia.

Islam dan Ilmu Pengetahuan: Awal dari Revolusi Ilmiah

Pada masa Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan Kekhalifahan Umayyah di Al-Andalus, umat Muslim tidak hanya menyerap pengetahuan dari peradaban-peradaban lain seperti Yunani, Persia, dan India, tetapi juga mengembangkannya lebih jauh. Khalifah Al-Ma’mun mendirikan Bayt al-Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan di Baghdad, yang menjadi pusat penelitian dan penerjemahan karya-karya ilmiah dari seluruh dunia.

Di dunia Barat, perkembangan sains dan teknologi banyak dipengaruhi oleh penemuan-penemuan ilmuwan Muslim. Misalnya, Al-Khwarizmi menciptakan aljabar, yang hingga kini menjadi bagian penting dalam matematika modern. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan diajarkan di universitas-universitas Eropa.

Sejarawan sains David C. Lindberg dalam bukunya "The Beginnings of Western Science" menyatakan bahwa tanpa kontribusi dari para ilmuwan Muslim, perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa akan sangat tertunda.

Teknologi Muslim yang Menginspirasi Barat