Dari Socrates ke Plato: Mengapa Ajaran Sang Guru Menjadi Fondasi Filsafat Barat?
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam sejarah filsafat Barat, Socrates dikenal sebagai salah satu figur paling berpengaruh yang tidak hanya membentuk pemikiran para filsuf di masanya tetapi juga menjadi fondasi utama bagi perkembangan filsafat modern. Socrates, yang hidup pada abad ke-5 SM di Athena, tidak menulis satu pun karyanya sendiri. Namun, ajarannya terus bertahan melalui murid-muridnya, terutama Plato, yang kemudian menuliskan ajaran-ajaran sang guru dalam dialog-dialog filosofis.
Ajaran Socrates yang terkenal dengan metode dialektika atau lebih dikenal sebagai metode "Socratic Questioning," yakni mengajukan serangkaian pertanyaan untuk membongkar asumsi-asumsi yang mendasari keyakinan seseorang, menjadi ciri khas dari pendekatan filosofisnya. Dengan metode ini, Socrates mendorong lawan bicaranya untuk berpikir lebih dalam dan mempertanyakan kebenaran yang mereka anggap sudah pasti. Pemikiran-pemikiran Socrates kemudian diabadikan oleh muridnya yang paling berpengaruh, Plato, dan menjadi dasar bagi filsafat Barat.
Socrates dan Pendekatannya yang Radikal
Socrates dikenal karena kritik tajamnya terhadap norma-norma sosial dan etika yang berlaku di Athena pada zamannya. Salah satu keyakinan utama yang ia bawa adalah bahwa kebajikan dan kebenaran adalah hal-hal yang harus ditemukan melalui refleksi mendalam dan dialektika, bukan hanya melalui tradisi atau keyakinan masyarakat. Dalam beberapa dialog Plato, seperti Apologia dan Kriton, Socrates digambarkan sebagai sosok yang rela mengorbankan nyawanya demi mempertahankan prinsip kebenaran.
Salah satu kontribusi terbesar Socrates dalam filsafat Barat adalah penolakannya terhadap konsep kebajikan yang diwariskan secara turun-temurun. Ia mengajarkan bahwa kebajikan adalah pengetahuan, dan mereka yang benar-benar memahami kebajikan akan secara otomatis menjalani hidup yang benar. Pemikiran ini mendasari banyak diskusi etika di masa berikutnya dan menjadi bahan perdebatan yang tak ada habisnya dalam sejarah filsafat.
Plato: Penerus dan Pengembang Ajaran Socrates
Setelah kematian Socrates, Plato menjadi murid yang paling setia dalam melestarikan dan mengembangkan ajaran sang guru. Plato mendirikan Akademi, sebuah institusi pendidikan yang menjadi pusat studi filsafat dan ilmu pengetahuan di dunia kuno. Di Akademi inilah ajaran Socrates dilanjutkan dan dikembangkan lebih lanjut, termasuk dalam berbagai aspek seperti politik, etika, dan metafisika.