Benarkah Socrates Merusak Pemikiran Pemuda Athena? Inilah Fakta Pengadilannya

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Pada tahun 399 SM, Socrates diadili di Athena atas dua tuduhan utama: merusak pemikiran pemuda dan tidak menghormati para dewa yang disembah oleh negara. Tuduhan ini diajukan oleh tiga orang penuduh, yaitu Meletus, seorang penyair yang tidak begitu dikenal; Anytus, seorang politisi yang berpengaruh; dan Lycon, seorang orator.

Dalam persidangan tersebut, Socrates tidak membela dirinya dengan cara konvensional. Ia menolak untuk memohon belas kasihan atau memberikan pembelaan emosional yang mungkin akan menyelamatkan dirinya dari hukuman. Sebaliknya, Socrates dengan tegas mempertahankan ajarannya dan menyatakan bahwa ia tidak bersalah atas tuduhan yang diajukan.

Socrates berpendapat bahwa perannya sebagai filsuf adalah untuk membantu orang-orang menemukan kebenaran dan kebijaksanaan melalui pemikiran kritis. Ia tidak pernah merusak pemikiran siapa pun, melainkan justru mengarahkan mereka untuk berpikir lebih rasional dan bijaksana. Ia juga menekankan bahwa ia tidak pernah memaksakan pemikirannya kepada siapa pun, melainkan hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pikiran.

Namun, juri yang terdiri dari 501 warga Athena tidak sepenuhnya setuju dengan pembelaan Socrates. Setelah melalui proses persidangan yang singkat, sebanyak 280 juri menyatakan bahwa Socrates bersalah, sementara 221 juri lainnya menyatakan bahwa ia tidak bersalah.

Analisis Tuduhan "Merusak Pemikiran Pemuda"

Apakah benar Socrates merusak pemikiran pemuda Athena, ataukah ia sebenarnya hanya menjadi korban ketidakpahaman masyarakat terhadap filsafat dan pemikiran kritis? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mempertimbangkan beberapa aspek.

Pertama, Socrates tidak pernah secara langsung memengaruhi pemuda Athena untuk memberontak atau melakukan tindakan destruktif. Ajarannya lebih berfokus pada pencarian kebenaran dan kebijaksanaan, bukan pada pembentukan gerakan politik atau sosial yang radikal. Namun, karena ajarannya menantang nilai-nilai tradisional dan kepercayaan umum, banyak orang menganggap bahwa Socrates sedang merusak tatanan yang telah ada.