Metode Socratic: Mengajukan Pertanyaan Lebih Penting daripada Menjawabnya
- Image Creator/Handoko
4. Menghindari Dogma dan Pemikiran Tertutup
Metode Socratic mencegah individu terjebak dalam pemikiran dogmatis atau tertutup. Dengan terus mempertanyakan asumsi dan keyakinan, metode ini memastikan bahwa kita tidak menerima apa pun begitu saja tanpa melalui proses refleksi kritis.
5. Memupuk Sikap Rendah Hati Intelektual
Socrates terkenal dengan ungkapannya, "Saya tahu bahwa saya tidak tahu." Dengan selalu mengajukan pertanyaan, kita diajak untuk mengakui bahwa ada banyak hal yang kita tidak ketahui. Sikap ini memupuk rendah hati intelektual dan kesadaran bahwa kebijaksanaan sejati berasal dari pengakuan akan keterbatasan pengetahuan kita.
Relevansi Metode Socratic dalam Pendidikan Modern
Metode Socratic tidak hanya relevan dalam konteks filsafat kuno, tetapi juga dalam pendidikan modern. Banyak institusi pendidikan, terutama dalam bidang-bidang seperti hukum, filsafat, dan ilmu sosial, menggunakan Metode Socratic sebagai alat untuk mengembangkan pemikiran kritis di kalangan mahasiswa.
Di sekolah hukum, misalnya, para profesor sering menggunakan pendekatan Socratic dalam pengajaran mereka. Alih-alih memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hukum, mereka akan mengajukan serangkaian pertanyaan yang memaksa mahasiswa untuk menganalisis kasus secara mendalam, mempertimbangkan implikasi hukum yang lebih luas, dan merumuskan argumen yang kuat.
Selain itu, dalam dunia yang semakin kompleks, kemampuan untuk berpikir kritis dan mempertanyakan asumsi yang mendasari keputusan kita menjadi semakin penting. Metode Socratic menawarkan kerangka kerja yang efektif untuk mengembangkan keterampilan ini, baik di ruang kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa Metode Socratic Penting di Era Digital?