Bagaimana Stoikisme Mengajarkan Kesederhanaan sebagai Kunci Kebahagiaan

Bahagia (ilustrasi)
Sumber :
  • Pexels

Jakarta, WISATA - Stoikisme, sebagai salah satu aliran filsafat paling berpengaruh dari era Yunani kuno, telah lama menarik perhatian orang-orang yang mencari kedamaian dan kebahagiaan sejati. Inti dari ajaran Stoik adalah gagasan bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang ditemukan dalam harta benda atau keberlimpahan materi, melainkan dari dalam diri kita sendiri. Prinsip ini selaras dengan konsep hidup sederhana, yang semakin relevan di era modern yang dipenuhi oleh gaya hidup konsumtif dan tekanan untuk memiliki lebih banyak. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana Stoikisme mengajarkan kesederhanaan sebagai kunci kebahagiaan dan bagaimana filosofi ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Akar Stoikisme dalam Hidup Sederhana

Stoikisme didirikan oleh Zeno dari Citium sekitar abad ke-3 SM di Athena. Filsafat ini menekankan pada pengendalian diri, kebajikan, dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Para Stoik percaya bahwa kebahagiaan sejati bukanlah hasil dari kepemilikan atau kenikmatan fisik, melainkan dari ketenangan batin yang muncul ketika kita mampu mengendalikan emosi dan keinginan kita.

Seneca, seorang filsuf Stoik terkenal dari Roma, sering kali menulis tentang pentingnya hidup sederhana. Dalam tulisannya, Seneca menjelaskan bahwa kemewahan dan harta benda hanya memperbudak kita dan menjauhkan kita dari kebahagiaan yang sejati. Dia berpendapat bahwa dengan membatasi keinginan dan hidup sesuai dengan kebutuhan, seseorang dapat mencapai kebebasan yang lebih besar. Kebahagiaan, menurut Seneca, tidak ditemukan dalam jumlah barang yang kita miliki, tetapi dalam bagaimana kita menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan pengendalian diri.

2. Mengendalikan Keinginan: Inti dari Hidup Sederhana

Salah satu ajaran utama Stoikisme adalah pentingnya mengendalikan keinginan kita. Epictetus, seorang tokoh Stoik lainnya, mengatakan bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang ada dalam kendali kita dan melepaskan diri dari kekhawatiran tentang hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Ini termasuk melepaskan diri dari keinginan untuk memiliki lebih banyak barang atau mencapai status tertentu.

Epictetus mengajarkan bahwa sumber penderitaan adalah keinginan yang tidak terkendali. Dalam bukunya, Enchiridion, Epictetus menyebutkan bahwa dengan belajar mengendalikan apa yang kita inginkan dan bagaimana kita bereaksi terhadap dunia luar, kita bisa mencapai ketenangan dan kebahagiaan. Hidup sederhana, dalam konteks Stoikisme, berarti mengurangi keinginan yang berlebihan dan fokus pada apa yang benar-benar penting.