Tsunami dapat Dihentikan dengan Rekayasa Gelombang

Tsunami Aceh 2004
Sumber :
  • Instagram/peukateunaceh

“Dalam dua dekade terakhir, tsunami telah menyebabkan hilangnya hampir setengah juta nyawa, kerusakan luas yang berlangsung lama, dampak lingkungan yang parah, dan krisis keuangan global,” kata Dr Kadri. 

“Sampai saat ini, hanya sedikit perhatian yang diberikan dalam upaya mitigasi tsunami dan potensi gelombang gravitasi akustik sebagian besar masih belum tereksplorasi.” 

Tsunami dahsyat yang terjadi di Samudera Hindia pada tahun 2004 setelah gempa berkekuatan 9 skala Richter telah tercatat sebagai salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah setelah menyebabkan lebih dari 230.000 kematian di 14 negara. 

Energi yang dilepaskan ke permukaan bumi akibat gempa bumi dan tsunami berikutnya diperkirakan setara dengan lebih dari 1.500 kali energi yang dilepaskan bom atom Hiroshima.

Agar dapat menggunakan AGW dalam mitigasi tsunami, para insinyur pertama-tama perlu merancang pemancar atau modulator frekuensi AGW yang sangat akurat, yang menurut Dr. Kadri akan menjadi tantangan. 

Mungkin juga memungkinkan untuk memanfaatkan AGW yang terbentuk secara alami di lautan saat terjadi peristiwa geologis yang dahsyat, seperti gempa bumi, yang pada dasarnya menggunakan proses alamiah untuk melawan dirinya sendiri. 

Memang benar, Dr Kadri telah menunjukkan bahwa AGW yang terbentuk secara alami dapat dimanfaatkan dalam sistem deteksi dini tsunami dengan menempatkan sistem deteksi di laut dalam.