Keberanian Elizabeth Bennet: Ketegasan Perempuan dalam Kutipan Abadi Jane Austen

Pride and Prejudice, Jane Austen
Pride and Prejudice, Jane Austen
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA – “There is a stubbornness about me that never can bear to be frightened at the will of others. My courage always rises at every attempt to intimidate me.” Kutipan dari Elizabeth Bennet dalam novel Pride and Prejudice karya Jane Austen ini menjadi salah satu pernyataan paling kuat tentang keberanian seorang perempuan dalam menghadapi tekanan sosial dan intimidasi. Pernyataan ini tidak hanya memperlihatkan karakter Elizabeth sebagai sosok yang tangguh dan mandiri, tetapi juga mencerminkan pesan feminis Austen yang telah melampaui zamannya.

Dalam kalimat tersebut, Elizabeth menyatakan dengan jelas bahwa ia tidak akan pernah gentar oleh kehendak orang lain. Semakin besar tekanan atau usaha untuk membuatnya takut, semakin kuat pula keberaniannya untuk melawan. Ini adalah ekspresi dari kekuatan batin seorang perempuan yang menolak tunduk pada norma sosial yang membatasi kebebasannya.

Elizabeth Bennet: Cermin Perempuan Modern dari Abad ke-19

Elizabeth Bennet, tokoh utama dalam Pride and Prejudice, telah menjadi simbol perempuan cerdas dan berani. Dalam masyarakat Inggris abad ke-19, di mana perempuan sering kali dianggap lebih rendah dan harus patuh pada kehendak laki-laki atau keluarga bangsawan, Elizabeth tampil berbeda. Ia menolak lamaran Mr. Collins karena tidak mencintainya, dan tidak segan melawan opini Lady Catherine de Bourgh, seorang bangsawan terpandang.

Kutipan ini memperkuat posisi Elizabeth sebagai sosok yang tidak mudah digoyahkan. Keteguhannya bukan karena keras kepala yang membabi buta, melainkan karena prinsip hidup yang kuat dan keberanian untuk memperjuangkan harga diri serta kebebasan memilih jalan hidupnya sendiri.

Jane Austen dan Pesan Feminisme Terselubung

Jane Austen dikenal sebagai penulis yang lihai menyisipkan kritik sosial dalam karya-karyanya. Meskipun ia menulis pada masa di mana hak-hak perempuan sangat terbatas, Austen berhasil mengangkat suara perempuan lewat tokoh-tokoh seperti Elizabeth Bennet. Tanpa menggurui, ia menyampaikan pesan bahwa perempuan memiliki kecerdasan, keberanian, dan hak untuk menentukan nasib mereka sendiri.