Ombak Bono di Sungai Kampar: Dari Mitos Menjadi Surga Bagi Peselancar

Gelombang Bono Sungai Kampar, Desa Teluk Meranti, Riau.
Sumber :
  • riau.go.id

Jakarta, WISATA – Sungai Kampar, terletak di desa Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Indonesia, telah menjadi salah satu surga bagi peselancar baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Sejak tahun 2013, sungai ini telah dikenal dan digunakan untuk surfing, menawarkan pengalaman yang unik dan menantang bagi para peselancar.

Namun, bagi penduduk lokal, sungai Kampar bisa menjadi hal yang menakutkan. Saat gelombang besar datang, terdengarlah bunyi gemuruh yang mencekam. Para surfer yang ahli memanfaatkan momen ini untuk menerjang ombak yang bergulung panjang. Ombak Bono di sungai Kampar terjadi karena pertemuan air dari muara yang menuju ke laut dan dari laut menuju ke sungai. Fenomena ini menciptakan ombak yang dahsyat, bahkan mencapai ketinggian hingga 6 meter, yang disebut The Seven Ghost atau 7 Setan Bono.

Nama Seven Ghost Bono sendiri berasal dari mitos setempat yang menghubungkannya dengan perwujudan dari 7 roh anjing laut yang mencari mangsa. Kekuatan ombak ini membuatnya dianggap sebagai sesuatu yang mematikan dan sering dianggap sebagai tsunami kecil oleh masyarakat sekitar. Ombak yang begitu kuat bahkan dapat menghancurkan sampan dan perahu nelayan serta menyapu rumah-rumah yang berada di pinggiran sungai.

Namun, bagi para peselancar, ombak Bono yang dahsyat ini menjadi tantangan yang menggairahkan. Kecepatan arus ombak bisa mencapai 40-50 km/jam, dengan panjang yang mencapai 50-60 km. Keunikan dan adrenalin yang ditawarkan oleh sungai Kampar telah menjadikannya idaman para peselancar. Bahkan, sungai ini menjadi lokasi pertandingan surfing baik tingkat nasional maupun internasional.

Berbagai peselancar hebat dari berbagai negara datang ke sungai Kampar untuk mencatatkan prestasi. Seorang peselancar asal Inggris, Steve King, bersama dua rekannya memecahkan rekor berselancar selama 1 jam 13 menit dengan jarak tempuh 12,3 km. Namun, rekor tersebut akhirnya dipatahkan oleh peselancar asal Australia, James Cotton, yang berhasil berselancar dengan jarak tempuh 17,2 km dan masuk ke dalam Guinness Book of World Records.

Ombak Bono di sungai Kampar telah memberikan nilai tambah bagi pariwisata Provinsi Riau. Para wisatawan yang datang tidak hanya dapat menikmati keindahan sungai, tetapi juga menyaksikan para peselancar beraksi. Atraksi ini menjadi daya tarik yang menarik bagi para pengunjung. Sensasi berselancar di sungai tentu berbeda dengan berselancar di laut, dan pengalaman ini menjadi sesuatu yang unik dan tak terlupakan bagi para peselancar yang mencoba tantangan di sungai Kampar.