KAGAMA: Nguri-Uri Budaya Jawa dengan Pagelaran Ketoprak Damarwulan feat. Minak Jinggo

Menko Polhukam, Mahfud MD dan Ayu Azhari Ikut Serta dalam Pementasan
Sumber :
  • Christiyanto

Jakarta, WISATAPawarta Jogja, Kagama Depok dan Banhubda DIY menggelar acara pagelaran budaya Yogyakarta. Kali ini berupa Ketoprak Damarwulan feat. Minak Jinggo pada hari Jumat (28/07/2023) di Gedung Binakarna, Bidakara, Jakarta Selatan.

 

Menko Polhukam, Mahfud MD dan Ayu Azhari Ikut Serta dalam Pementasan

Menko Polhukam, Mahfud MD dan Ayu Azhari Ikut Serta dalam Pementasan

Photo :
  • Christiyanto

 

Pementasan tersebut juga didukung sejumlah publik figur yang popular. Sebut saja Menko Polhukam, Mahfud MD. yang memerankan tokoh Romo Pandito, artis Ayu Azhari sebagai Kencono Wungu, juga Marwoto, Susilo Nugroho “Den Baguse Ngarso” serta beberapa perwakilan negara sahabat.

 

Cerita Berawal dari Negara Majapahit yang Adil, Makmur dan Sejahtera

Cerita Berawal dari Negara Majapahit yang Adil, Makmur dan Sejahtera

Photo :
  • Christiyanto

 

Cerita Damarwulan dimulai dari keputusan pemecatan Dawarwulan oleh Patih Logender, menyusul keributan yang terjadi dengan Layang Seto dan Layang Kumitir. Dengan fitnah kejinya, Patih Logender pun terhasut. Akibatnya, Damarwulan pun dipecat sebagai penjaga pintu masuk kerajaan. Ia tersingkir dan hanya menjadi penjaga kuda di kandang.
Ratu Kencono Wungu kemudian mengumpulkan seluruh pihak terkait.

Ternyata, Layang Seto dan Layang Kumitir belum puas denga apa yang sudah terjadi. Mereka  terus membuat ulah dengan menebar fitnah ke sana-sini, termasuk kepada Minak Jinggo. Keduanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan menjadi penguasa, hingga terjadi perkelahian akibat salah paham antara Minak Jinggo dengan Damarwulan.

Di akhir cerita, Damarwulan dan Minak Jinggo akhirnya bersekutu untuk mencari penyebab semua peristiwa ini sampai menemukan dalangnya. Minak Jinggo pura-pura mati dibunuh oleh Damarwulan. Terbunuhnya Minak Jinggo membuat Layang Seto dan Layang Kumitir senang. Tanpa disadari, mereka Kembali membahas apa yang sebenarnya terjadi dan telah mereka lakukan.

Minak Jinggo yang sebenarnya masih hidup pun, mendengarkan semua percakapan keduanya. Ia pun langsung bangun dari ‘kematiannya’ sehingga membuat Layang Seto dan Layang Kumitir terkejut.

 

Layang Seto - Layang Kumitir Takluk oleh Minak Jinggo

Layang Seto - Layang Kumitir Takluk oleh Minak Jinggo

Photo :
  • Christiyanto

 

Layang Seto dan Layang Kumitir pun tak bisa menghindar.

Saat akan dihakimi lebih lanjut, muncullah Romo Pandito, sosok panutan yang adil dan bijaksana.

Karena kepepet, akhirnya Layang Seto dan Layang Kumitir meminta maaf atas kesalahan yang sudah dilakukan.

Namun, Romo Pandito tetep bergeming.

 

Romo Pandito (Mahfud MD.) Menasihati Layang Seto - Layang Kumitir

Romo Pandito (Mahfud MD.) Menasihati Layang Seto - Layang Kumitir

Photo :
  • Christiyanto

 

“Boleh saja meminta maaf, tetapi proses hukum kepada pelaku tetap akan dilanjutkan,” ujar Romo Pandito.

Romo Pandito kemudian menambahkan,”Layang Seto dan Layang Kumitir harus menjalani hukuman percobaan pembunuhan.”

Romo Pandito berpesan agar semua keluarga selalu menjaga diri, baik anak maupun bapaknya harus sama-sama menjaga diri, agar terhindar dari masalah.

Tokoh panutan ini kemudian berpesan bahwa negara Majapahit yang besar ini harus terus dijaga dan dipelihara. Caranya, dengan menjaga akhlak generasi muda dan terus menjaga persatuan di dalam perbedaan, jangan suka bermusuhan hanya karena perbedaan.

“Justru perbedaan itu adalah modal sosial, sekaligus modal politik untuk memperkuat Nusantara,” terang Romo Pandito mengakhiri pementasan malam itu.

 

Penonton Diajak Ikut Menari di Panggung Ketoprak

Penonton Diajak Ikut Menari di Panggung Ketoprak

Photo :
  • Christiyanto

 

Di sela-sela pementasan, Kagama Beksan juga ikut memeriahkan pementasan dengan menari Jejer Jaran Dhawuk. Mereka mengajak para duta besar dan tamu undangan untuk menari. 

 

Ketoprak Damarwulan feat. Minak Jinggo

Ketoprak Damarwulan feat. Minak Jinggo

Photo :
  • Christiyanto

 

Ratusan penonton pun riuh bertepuk tangan usai menikmati karya seni budaya ini

Jakarta, WISATAPawarta Jogja, Kagama Depok dan Banhubda DIY menggelar acara pagelaran budaya Yogyakarta. Kali ini berupa Ketoprak Damarwulan feat. Minak Jinggo pada hari Jumat (28/07/2023) di Gedung Binakarna, Bidakara, Jakarta Selatan.

 

Menko Polhukam, Mahfud MD dan Ayu Azhari Ikut Serta dalam Pementasan

Menko Polhukam, Mahfud MD dan Ayu Azhari Ikut Serta dalam Pementasan

Photo :
  • Christiyanto

 

Pementasan tersebut juga didukung sejumlah publik figur yang popular. Sebut saja Menko Polhukam, Mahfud MD. yang memerankan tokoh Romo Pandito, artis Ayu Azhari sebagai Kencono Wungu, juga Marwoto, Susilo Nugroho “Den Baguse Ngarso” serta beberapa perwakilan negara sahabat.

 

Cerita Berawal dari Negara Majapahit yang Adil, Makmur dan Sejahtera

Cerita Berawal dari Negara Majapahit yang Adil, Makmur dan Sejahtera

Photo :
  • Christiyanto

 

Cerita Damarwulan dimulai dari keputusan pemecatan Dawarwulan oleh Patih Logender, menyusul keributan yang terjadi dengan Layang Seto dan Layang Kumitir. Dengan fitnah kejinya, Patih Logender pun terhasut. Akibatnya, Damarwulan pun dipecat sebagai penjaga pintu masuk kerajaan. Ia tersingkir dan hanya menjadi penjaga kuda di kandang.
Ratu Kencono Wungu kemudian mengumpulkan seluruh pihak terkait.

Ternyata, Layang Seto dan Layang Kumitir belum puas denga apa yang sudah terjadi. Mereka  terus membuat ulah dengan menebar fitnah ke sana-sini, termasuk kepada Minak Jinggo. Keduanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan menjadi penguasa, hingga terjadi perkelahian akibat salah paham antara Minak Jinggo dengan Damarwulan.

Di akhir cerita, Damarwulan dan Minak Jinggo akhirnya bersekutu untuk mencari penyebab semua peristiwa ini sampai menemukan dalangnya. Minak Jinggo pura-pura mati dibunuh oleh Damarwulan. Terbunuhnya Minak Jinggo membuat Layang Seto dan Layang Kumitir senang. Tanpa disadari, mereka Kembali membahas apa yang sebenarnya terjadi dan telah mereka lakukan.

Minak Jinggo yang sebenarnya masih hidup pun, mendengarkan semua percakapan keduanya. Ia pun langsung bangun dari ‘kematiannya’ sehingga membuat Layang Seto dan Layang Kumitir terkejut.

 

Layang Seto - Layang Kumitir Takluk oleh Minak Jinggo

Layang Seto - Layang Kumitir Takluk oleh Minak Jinggo

Photo :
  • Christiyanto

 

Layang Seto dan Layang Kumitir pun tak bisa menghindar.

Saat akan dihakimi lebih lanjut, muncullah Romo Pandito, sosok panutan yang adil dan bijaksana.

Karena kepepet, akhirnya Layang Seto dan Layang Kumitir meminta maaf atas kesalahan yang sudah dilakukan.

Namun, Romo Pandito tetep bergeming.

 

Romo Pandito (Mahfud MD.) Menasihati Layang Seto - Layang Kumitir

Romo Pandito (Mahfud MD.) Menasihati Layang Seto - Layang Kumitir

Photo :
  • Christiyanto

 

“Boleh saja meminta maaf, tetapi proses hukum kepada pelaku tetap akan dilanjutkan,” ujar Romo Pandito.

Romo Pandito kemudian menambahkan,”Layang Seto dan Layang Kumitir harus menjalani hukuman percobaan pembunuhan.”

Romo Pandito berpesan agar semua keluarga selalu menjaga diri, baik anak maupun bapaknya harus sama-sama menjaga diri, agar terhindar dari masalah.

Tokoh panutan ini kemudian berpesan bahwa negara Majapahit yang besar ini harus terus dijaga dan dipelihara. Caranya, dengan menjaga akhlak generasi muda dan terus menjaga persatuan di dalam perbedaan, jangan suka bermusuhan hanya karena perbedaan.

“Justru perbedaan itu adalah modal sosial, sekaligus modal politik untuk memperkuat Nusantara,” terang Romo Pandito mengakhiri pementasan malam itu.

 

Penonton Diajak Ikut Menari di Panggung Ketoprak

Penonton Diajak Ikut Menari di Panggung Ketoprak

Photo :
  • Christiyanto

 

Di sela-sela pementasan, Kagama Beksan juga ikut memeriahkan pementasan dengan menari Jejer Jaran Dhawuk. Mereka mengajak para duta besar dan tamu undangan untuk menari. 

 

Ketoprak Damarwulan feat. Minak Jinggo

Ketoprak Damarwulan feat. Minak Jinggo

Photo :
  • Christiyanto

 

Ratusan penonton pun riuh bertepuk tangan usai menikmati karya seni budaya ini