Indonesia Termasuk dalam 10 Negara dengan Mata Uang Terendah di Dunia, Apa Penyebabnya?
- pixabay
WISATA – Mata uang adalah alat tukar yang digunakan oleh suatu negara untuk melakukan transaksi ekonomi. Nilai mata uang dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor, seperti inflasi, kebijakan moneter, stabilitas politik, dan permintaan pasar. Beberapa mata uang memiliki nilai yang sangat rendah dibandingkan dengan mata uang lain, sehingga disebut sebagai mata uang terlemah atau terendah di dunia.
Selama ini secara umum telah diketahui bahwa beberapa mata uang tertinggi di dunia seperti Dollar AS, British Pound Sterling, Swiss Franc (Swissie) dan Euro, adalah mata uang yang paling stabil karena diterbitkan oleh negara-negara maju di Eropa.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 10 mata uang terlemah di dunia berdasarkan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (USD) per 3 Juli 2023, kemarin.
1. Rial Iran (IRR): 1 USD = 42.300 IRR, melemahnya mata uang Iran, adalah disebabkan karena negara ini mengalami krisis ekonomi akibat sanksi internasional di tahun sebelumnya, korupsi, dan ketidakstabilan politik.
2. Dong Vietnam (VND): 1 USD = 23.485 VND, Vietnam memiliki mata uang yang tidak dapat dikonversi secara bebas, pembatasan investasi asing, sehingga nilai tukarnya ditentukan oleh pemerintah
3. Kip Laos (LAK) : 1 USD = 17.692 LAK, Laos menderita karena pertumbuhan ekonomi yang lamban dan kewajiban utang luar negeri yang membebani negara tersebut.
4. Leone Sierra Leone (SLL): 1 USD = 17.665 SLL. Penyebab melemahnya SLL diantaranya adalah karena Sierra Leone mengalami dampak negatif dari perang saudara, wabah Ebola, dan penurunan harga komoditas.
5. Pound Lebanon (LBP) : 1USD = 15.012 LBP, rendahnya nilai LBP dikarenakan kondisi ekonomi yang sangat tertekan, pengangguran yang tinggi, krisis perbankan, kekacauan politik, dan inflasi yang tinggi.
6. Rupiah Indonesia (IDR): 1 USD = 14.985 IDR, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi defisit anggaran dan utang luar negeri yang cukup besar. Nilai tukar yang terus merosot, bahkan di hari ini nilai tukar mencapai 15.000 IDR /1 USD
7. Som Uzbekistan (UZS): 1 USD= 11.420 UZS, rendahnya nilai tukar dikarenakan pertumbuhan ekonomi Uzbekistan yang melambat, inflasi yang curam, pengangguran yang tinggi, korupsi yang meluas, dan kemiskinan kronis.
8. Franc Guinea (GNF) : 1 USD = 8.650 GNF, Ketidakstabilan politik di Franc Guinea dan prospek pertumbuhan global yang melambat menyebabkan melemahnya nilai GNF
9. Guaraní Paraguay (PYG): 1 USD = 7.241 PYG, kondisi penyelundupan narkoba dan pencucian uang telah melemahkan mata uang dan perekonomian Paraguay.
10. Shilling Uganda (UGX): 1 USD = 3.741 UGX, Uganda mempunyai masalah pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, utang yang cukup besar, dan kerusuhan politik.
Mata uang terlemah di dunia tidak selalu menunjukkan kondisi ekonomi yang buruk atau kemiskinan di negara tersebut. Banyak faktor lain yang mempengaruhi nilai mata uang, seperti produktivitas, ekspor, impor, utang, cadangan devisa, dan sebagainya. Namun, mata uang terlemah di dunia juga memiliki dampak negatif bagi masyarakatnya, seperti kesulitan dalam mengakses barang dan jasa dari luar negeri, inflasi yang tinggi, dan ketidakstabilan sosial
WISATA – Mata uang adalah alat tukar yang digunakan oleh suatu negara untuk melakukan transaksi ekonomi. Nilai mata uang dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor, seperti inflasi, kebijakan moneter, stabilitas politik, dan permintaan pasar. Beberapa mata uang memiliki nilai yang sangat rendah dibandingkan dengan mata uang lain, sehingga disebut sebagai mata uang terlemah atau terendah di dunia.
Selama ini secara umum telah diketahui bahwa beberapa mata uang tertinggi di dunia seperti Dollar AS, British Pound Sterling, Swiss Franc (Swissie) dan Euro, adalah mata uang yang paling stabil karena diterbitkan oleh negara-negara maju di Eropa.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 10 mata uang terlemah di dunia berdasarkan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (USD) per 3 Juli 2023, kemarin.
1. Rial Iran (IRR): 1 USD = 42.300 IRR, melemahnya mata uang Iran, adalah disebabkan karena negara ini mengalami krisis ekonomi akibat sanksi internasional di tahun sebelumnya, korupsi, dan ketidakstabilan politik.
2. Dong Vietnam (VND): 1 USD = 23.485 VND, Vietnam memiliki mata uang yang tidak dapat dikonversi secara bebas, pembatasan investasi asing, sehingga nilai tukarnya ditentukan oleh pemerintah
3. Kip Laos (LAK) : 1 USD = 17.692 LAK, Laos menderita karena pertumbuhan ekonomi yang lamban dan kewajiban utang luar negeri yang membebani negara tersebut.
4. Leone Sierra Leone (SLL): 1 USD = 17.665 SLL. Penyebab melemahnya SLL diantaranya adalah karena Sierra Leone mengalami dampak negatif dari perang saudara, wabah Ebola, dan penurunan harga komoditas.
5. Pound Lebanon (LBP) : 1USD = 15.012 LBP, rendahnya nilai LBP dikarenakan kondisi ekonomi yang sangat tertekan, pengangguran yang tinggi, krisis perbankan, kekacauan politik, dan inflasi yang tinggi.
6. Rupiah Indonesia (IDR): 1 USD = 14.985 IDR, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi defisit anggaran dan utang luar negeri yang cukup besar. Nilai tukar yang terus merosot, bahkan di hari ini nilai tukar mencapai 15.000 IDR /1 USD
7. Som Uzbekistan (UZS): 1 USD= 11.420 UZS, rendahnya nilai tukar dikarenakan pertumbuhan ekonomi Uzbekistan yang melambat, inflasi yang curam, pengangguran yang tinggi, korupsi yang meluas, dan kemiskinan kronis.
8. Franc Guinea (GNF) : 1 USD = 8.650 GNF, Ketidakstabilan politik di Franc Guinea dan prospek pertumbuhan global yang melambat menyebabkan melemahnya nilai GNF
9. Guaraní Paraguay (PYG): 1 USD = 7.241 PYG, kondisi penyelundupan narkoba dan pencucian uang telah melemahkan mata uang dan perekonomian Paraguay.
10. Shilling Uganda (UGX): 1 USD = 3.741 UGX, Uganda mempunyai masalah pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, utang yang cukup besar, dan kerusuhan politik.
Mata uang terlemah di dunia tidak selalu menunjukkan kondisi ekonomi yang buruk atau kemiskinan di negara tersebut. Banyak faktor lain yang mempengaruhi nilai mata uang, seperti produktivitas, ekspor, impor, utang, cadangan devisa, dan sebagainya. Namun, mata uang terlemah di dunia juga memiliki dampak negatif bagi masyarakatnya, seperti kesulitan dalam mengakses barang dan jasa dari luar negeri, inflasi yang tinggi, dan ketidakstabilan sosial